Akibat Melupakan Dakwah

Ketika agama hanya sampai di mulut, maka sudah pasti hanya akan menjadi bahan perdebatan tanpa amal, setiap orang merasa dirinya paling benar, saling menghujah dan merasa diri atau kelompoknya ahli syurga dan orang-orang di luar kelompoknya menjadi ahli neraka, begitu juga ketika agama hanya di letakkan di otak, maka kita cenderung untuk mengotak-katikkan agama seakan merasa diri lebih hebat dari Tuhan, seolah-olah ingin berkata bahwa Tuhan tidak mengerti perkembangan zaman, NAUZUBILAH MINZALIK semoga Allah swt memberikan hidayah-Nya, kalau pun sampai tidak mendapatkan hidayah semoga Allah swt hancurkan orang-orang tersebut seperti Allah swt hancurkan umat-umat terdahulu.

....Lantas dimanakah seharusnya kita meletakkan Agama? tidak lain dan tidak bukan kita seharusnya meletakan agama di hati kita. Agar kita menjalankan agama dengan penuh kehati-hatian sebagaimana Rasulullah saw dan para sahabatnya menjalankan agama... ..Sesungguhnya tidak ada yang paling penting baik di dunia yang sementara mahupun kelak di akhirat yang selama-lamanya selain perkara Agama. Sesuatu akan ada nilainya jika di sandarkan kepada agama. Sebuah karpet seberapa pun mahal dan indahnya kalau tidak di sandarkan kepada agama , maka tak ubahnya seperti hamparan yang siapa saja boleh memijaknya, harta di letakan di hotel mewah sekalipun, tapi mana kala karpet tersebut di sandarkan kepada agama, maka tak sembarang orang boleh memijaknya selain orang-orang yang suci dari najis seperti karpet-karpet surau / masjid, begitupun dengan kertas, begitu juga kertas jika di sandarkan kepada Agama , maka kertas tersebut akan memiliki nilai yg tinggi contohnya kertas yang ditulis ayat-ayat alqur’an, maka kertas tersebut akan di letakan di tempat yang tinggi , membacanya pun dengan menggunakan adab, coba bandingkan dengan kertas surat kabar , sehari di baca besoknya sudah jadi pembungkus... ..Begitu juga dengan manusia, apabila ada agama di dirinya maka kemuliaanlah yang akan dirinya terima baik di dunia yang sementara maupun di akhirat yang selama-lamanya.

.. ..Suadaraku , ketika suatu benda sudah tak terpakai lagi maka hanya ada 2 perkara yang akan terjadi, yang pertama benda itu akan hancur oleh waktu atau benda tersebut akan di kitar semula menjadi benda yang lain. Manusia pun tak ubahnya seperti benda. Ketika manusia tak digunakan lagi untuk agama maka hanya ada dua pilihan, Allah swt hancurkan atau Allah swt abaikan dirinya dalam kubangan maksiat dan kelak diakhirat baru Allah swt masukkan dirinya kedalam neraka... ..Saudaraku , agama tak hanya cukup di perdebatkan dan di seminarkan tapi perlu di dakwahkan, di bicarakan setiap hari, jumpa manusia sampaikan kemahaKuasaan Allah, keHebatan Allah, bahwa Allah yang Menghidupkan, yang Mematikan, yang Memberi Rezki, yang memberi Manfaat dan Mudharat, semua makhluk berhajat kepada Allah swt sedangkan Allah swt tidak berhajat kepada makhluk. Lagi dan lagi sampai tiada lagi, hari demi hari sampai tiada hari kita menceritakan tentang kebesaran Allah , kita bicarakan berita-berita akhirat , sesuatu yang pasti dan akan terjadi, sesuatu yang ada di atas langit dan di bawah bumi sesuatu yang pasti suatu masa kita akan lalui, hanya dengan membicarakan perkara-perkara akhirat iman kita akan meningkat, hanya dengan mendakwahkan agama hidayah akan tersebar.

Islam tidak akan hidup hanya dengan pemerintahan, Islam hanya akan hidup dengan dakwah, dan hidayah akan tersebar sejauh mana kita mendakwahkan agama. Setiap orang Islam tanpa kecuali harus buat dakwah, kerana kerja dakwahlah yang dahulu Rasulullah saw dan para sahabatnya buat. Tidak seluruh sahabat Nabi Alim ( ahli Ilmu ), Tidak seluruh sahabat Nabi Hafiz ( hafal alqur’an) TAPI seluruh sahabat nabi Da’i(dakwah Illallah). apabila mereka memeluk Islam, sejak itu juga mereka sedar, ada tugas besar yang harus mereka lakukan, bagaimana untuk menyelamatkan umat dari azab Allah dan masuk ke syurga-Nya.

Hari ini banyak sekali ahli-ahli dalam banyak bidang keduniaan diteladani dan sangat di sanjungi, hari ini juga sangat sulit untuk mencari orang-orang yang ahli masjid, dimana hati dan fikirannya selalu terpaut kepada masjid, berfikir bagaimana setiap masjid di muka bumi hidup amalannya sebagai mana masjid pada zaman Rasulullah saw.

Hari ini sebahagian besar manusia sedang menuju kepada neraka-Nya, mereka sudah teramat jauh dari agama, masjid kehilangan peminatnya, tapi sayangnya kita masih diam duduk menyaksikan kehancuran umat tanpa mahu berfikir dan ambil peduli. Umat sudah kehilangan kehebatannya, dahulu siapa yang tidak mengenal, Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi ThÄlib, tapi sekarang kemana hilangnya kehebatan yang dulu ada pada diri umat, hilang berganti dengan menggunungnya kemaksiatan yang mereka lakukan. Apakah kita tidak kasihan beribu-ribu orang mati setiap hari tanpa membawa iman dan itu bererti azab Allah swt telah menunggu mereka.

Wahai saudaraku mari bangun dari tidur yg panjang, bangun dari kemaksiatan yang tak berkesudahan, mari sama-sama bangkit, jadikan dakwah menjadi kerja utama kita, mulai detik ini niatkan dalam hati untuk memberikan seluruh hidup kita untuk mendakwahkan agama, dimanapun kita berada kita dakwahkan agama, jadikan kerja agama sebagai kerja kita, jadikan maksud hidup kita hanya untuk agama.

Ya Allah maafkanlah hamba-Mu, telah lama hamba Mu melalaikan tugas besar ini, Ya Allah , ampuni kami , Pergunakanlah semua orang islam untuk kerja agama-Mu.

Ya Allah maksiat telah mengepung kami dan kami tak sanggup menghadapi ini semua tanpa bantuan-Mu. Ya Allah kukuhkan kaki jamaah yang sedang bergerak di jalan-Mu, satukan hati dan fikir mereka, lindungi anak dan istri mereka, cukupkan keperluan mereka, jadikan Engkau tempat kami bergantung.

Ya Allah jadikan dakwah maksud hidup kami, hidup untuk dakwah, dakwah sampai mati dan mati dalam dakwah. Ya Allah matikan kami ketika sedang menyeru umat kepada-Mu, matikan kami dalam medan dakwah, berangkatkanlah kami ke hujung-hujung pulau terpencil untuk jumpa umat, untuk menyampaikan agama-Mu. Ya Allah hantar kami keseluruh alam, berangkatkan kami dengan atau tanpa perantaraan asbab. Amin...
Read More...
Share/Bookmark

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan.


1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir
 

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim).





2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani).
 

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim).

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.


c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih).



بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah).


d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

 

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud).


e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:



كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim).


Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.



3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

 

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim).




4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:


مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari).

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:



مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim).


d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :


أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28).


Rasulullah saw bersabda:

 

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban).




5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

 

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).





6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

 

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih).

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

 

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

 
Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.



7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:


الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ
“Doa adalah ibadah”



8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

 

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim).



9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran


Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.



Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam.



Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/
Read More...
Share/Bookmark

Gangguan Syetan Dalam Shalat

Menguap itu Gangguan Syetan?
Iskandar Bakrie
Sabtu, 15 May 2010
 
Perbuatan Iblis memang luar biasa dalam menggoda manusia agar bisa ingkar kepada Tuhan. Bahkan ketika beribadah pun manusia digoda agar bisa lupa bahwa saat itu sedang beribadah. Biasanya saat beribadah, iblis menggoda manusia dengan perasaan menguap, mengantuk hingga akhirnya lupa pada ritual - ritual yang sedang dikerjakannya saat beribadah.
 
Berikut ini adalah ciri-ciri Iblis menggoda saat manusia beribadah :
 
1. Was-was Saat Melakukan Takbriratul Ihram

Saat mulai membaca takbiratul ihram "Allahu Akbar", ia ragu apakah takbir yang dilakukannya itu sudah sah atau belum sah. Sehingga ia langsung mengulanginya lagi dengan membaca takbir. Peristiwa itu terus menerus terulang, terkadang sampai imamnya hampir ruku'. Ibnul Qayyim berkata, "Termasuk tipu daya syetan yang banyak menggangu mereka adalah was-was dalam bersuci (berwudhu) dan niat atau saat takbiratul ihram dalam shalat". Was-was itu membuat mereka tersiksa dan tidak nyaman.


2. Tidak Konsentrasi Saat Membaca Bacaan Shalat

Sahabat Rasulullah SAW yaitu 'Utsman bin Abil 'Ash datang kepada Rasulullah dan mengadu, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya syetan telah hadir dalam shalatku dan membuat bacaanku salah dan rancu". Rasulullah SAW menjawab, "Itulah syetan yang disebut dengan Khinzib. Apabila kamu merasakan kehadirannya, maka meludahlah ke kiri tiga kali dan berlindunglah kepada Allah SWT. Aku pun melakukan hal itu dan Allah SWT menghilangkan gangguan itu dariku" (HR. Muslim).


Lebih baik shalat berjamaah [Foto: IStimewa]3. Lupa Jumlah Rakaat yang Telah Dikerjakan

Abu Hurairah r.a berkata, "Sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda, "Jika salah seorang dari kalian shalat, syetan akan datang kepadanya untuk menggodanya sampai ia tidak tahu berapa rakaat yang ia telah kerjakan. Apabila salah seorang dari kalian mengalami hal itu, hendaklah ia sujud dua kali (sujud sahwi) saat ia masih duduk dan sebelum salam, setelah itu baru mengucapkan salam" (HR Bukhari dan Muslim).


4. Hadirnya Pikiran yang Memalingkan Konsentrasi

Abu Hurairah r.a berkata, "Rasulullah SAW bersabda, "Apabila dikumandangkan adzan shalat, syetan akan berlari seraya terkentut-kentut sampai ia tidak mendengar suara adzan tersebut. Apabila muadzin telah selesai adzan, ia kembali lagi. Dan jika iqamat dikumandangkan ia berlari. Apabila telah selesai iqamat, dia kembali lagi. Ia akan selalu bersama orang yang shalat seraya berkata kepadanya, ingatlah apa yang tadinya tidak kamu ingat! Sehingga orang tersebut tidak tahu berapa rakaat ia shalat" (HR Bukhari).
 

Ibnul Qayyim berkata, "Sesungguhnya ketergesa-gesaan itu datangnya dari syetan, karena tergesa-gesa adalah sifat gegabah, asal dan sembrono yang menghalang-halangi seseorang untuk berprilaku hati-hati, tenang dan santun serta meletakkan sesuatu pada tempatnya. Tergesa-gesa muncul karena dua perilaku buruk, yaitu sembrono dan buru-buru sebelum waktunya". Tentu saja bila shalat dalam kondisi tergesa-gesa, maka cara pelaksanaannya asal. Asal mengerjakan, asal selesai dan asal jadi. Tidak ada ketenangan atau thu-ma'ninah. Pada zaman Rasulullah SAW ada orang shalat dengan tergesa-gesa. Akhirnya Rasulullah SAW memerintahkannya untuk mengulanginya lagi karena shalat yang telah ia kerjakan belum sah. Rasulullah SAW bersabda kepadanya, "Apabila kamu shalat, bertakbirlah (takbiratul ihram). Lalu bacalah dari Al-Qur'an yang mudah bagimu, lalu ruku'lah sampai kamu benar-benar ruku' (thuma'ninah) , lalu bangkitlah dari ruku' sampai kamu tegak berdiri, kemudian sujudlah sampai kamu benar-benar sujud (thuma'ninah) dan lakukanlah hal itu dalam setiap rakaat shalatmu" (HR Bukhari dan Muslim).


6. Melakukan Gerakan-Gerakan yang Tidak Perlu

Dahulu ada seorang sahabat yang bermain kerikil ketika sedang tasyahud. Ia membolak-balikkannya. Melihat hal itu, maka Ibnu Umar segera menegurnya selepas shalat. "Jangan bermain kerikil ketika shalat karena perbuatan tersebut berasal dari syetan. Tapi kerjakan seperti apa yang dikerjakan Rasulullah SAW". Orang tersebut bertanya, "Apa yang dilakukannya? " Kemudian Ibnu Umar meletakkan tangan kanannya diatas paha kanannya dengan jari telunjuk menunjuk ke arah kiblat atau tempat sujud. "Demikianlah saya melihat apa yang dilakukan Rasulullah SAW" kata Ibnu Umar (HR Tirmidzi).


7. Menengok ke Kanan atau Ke Kiri Ketika Shalat

Dengan sadar atau tidak, orang tersebut menengok ke kiri atau ke kanan, itulah akibat godaan syetan penggoda. Karena itu, setelah takbiratul ihram, pusatkan pandangan pada satu titik. Yaitu tempat sujud. Sehingga perhatian kita menjadi fokus dan tidak gampang dicuri oleh syetan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a, ia berkata, "Saya bertanya kepada Rasulullah SAW tentang hukum menengok ketika shalat". Rasulullah SAW menjawab, "Itu adalah curian syetan atas shalat seorang hamba" (HR Bukhari).


8. Menguap

Rasulullah SAW bersabda, "Menguap ketika shalat itu dari syetan. Karena itu bila kalian ingin menguap maka tahanlah sebisa mungkin" (HR Thabrani). Dalam riwayat lain Rasulullah SAW bersabda, "Adapun menguap itu datangnya dari syetan, maka hendaklah seseorang mencegahnya (menahannya) selagi bisa. Apabila ia berkata ha... berarti syetan tertawa dalam mulutnya" (HR Bukhari dan Muslim).
 

9. Bersin Berulang Kali Saat Shalat

Syetan ingin menggangu kekhusyu'an shalat dengan bersin sebagaimana yang dikatakan Abdullah bin Mas'ud, "Menguap dan bersin dalam shalat itu dari syetan" (Riwayat Thabrani). Ibnu Hajar mengomentari pernyataan Ibnu Mas'ud, "Bersin yang tidak disenangi Allah SWT adalah yang terjadi dalam shalat sedangkan bersin di luar shalat itu tetap disenangi Allah SWT.
Hal itu tidak lain karena syetan memang ingin menggangu shalat seseorang dengan berbagai cara"
 

10. Terasa Ingin Buang Angin atau Buang Air

Rasulullah SAW bersabda, "Apabila salah seorang dari kalian bimbang atas apa yang dirasakan di perutnya apakah telah keluar sesuatu darinya atau tidak, maka janganlah sekali-kali ia keluar dari masjid sampai ia yakin telah mendengar suara (keluarnya angin) atau mencium baunya" (HR Muslim).

Berbahagialah orang-orang muslim yang selama ini terbebas dari berbagai macam gangguan syetan dalam shalat. Semoga kita semua dibebaskan oleh Allah SWT dari gangguan-gangguan tersebut. Dan bagi yang merasakan gangguan tersebut, sebagian atau keseluruhannya, janganlah putus asa untuk berjihad melawan syetan terkutuk.
Read More...
Share/Bookmark

Jadilah Seorang Wanita Sholeha

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


" Jadilah Seorang Wanita Sholeha " 


“Wanita yang memiliki SEJUTA pesona, karunia dari Sang Maha Pencipta“

...Namun, wanita tidak di ciptakan dari tulang kepala, karena nya ia tercipta bukan untuk disanjung dan dipuja..

***

Wanita pun bukan pula tercipta dari tulang kaki, maka hidupnya untuk di injak dan di intimidasi.

Tetapi,,, Wanita tercipta dari tulang rusuk sebelah kiri,
dekat ke hati untuk di lindungi,di kasihi dan
untuk membantu meneguhkan jihad suami..”


Jadilah seorang wanita sholihah,
Yang hatinya dibalut rasa taqwa kepada Allah,
...Yang jiwanya penuh penghayatan terhadap Dien Allah,
Yang senantiasa haus dengan ibadah kepada Alloh,
Yang senantiasa dahaga akan mengharap ridho Alloh
Yang sholatnya adalah bekal dirinya.
Yang tidak pernah takut untuk berkata benar,
Yang tidak pernah gentar untuk melawan nafsu,
Yang senantiasa bersama para mujahiddah Allah...


Jadilah seorang wanita sholihah
Yang menjaga tutur katanya,
Yang tidak bermegah dengan ilmu yang dimilikinya,
Yang tidak bermegah dengan harta dunia yang dicarinya,
Yang senatiasa berbuat kebajikan karena sifatnya yang penyayang,
Yang mempunyai ramai kawan dan tidak mempunyai musuh yang bersifat jahat...


Jadilah seorang wanita sholihah
Yang menghormati suaminya.
Yang senantiasa berbakti kepada orang tua dan keluarga,
Yang bakal menjaga kerukunan rumahtangga,
Yang akan mendampingi suami dalam mendidik anak-ana untuk mendalami Islam,
Yang mengamalkan hidup penuh kesederhanaan,
Karena dunia baginya adalah rumah sementara menuju akhirat…


Jadilah seorang wanita sholihah,
Yang senantiasa bersedia untuk menjadi makmum imamnya
Yang hidup di bawah naungan al-Quran dan qona'ah
Yang tidak dikotori dengan perhiasan dunia
Yang menjaga matanya dari berbelanja,
Yang sujudnya penuh kesyukuran dengan rahmat Allah ke atasnya.

Jadilah seorang wanita sholihah
Yang selalu menjaga lisan, penyayang keluarga & suaminya,
Matanya kepenatan karena membaca al-Quran,
Suaranya lesu karena penat berzikir,
Tidurnya lelap dengan cahaya keimanan,
Bangunnya Subuh penuh kesigapan
Karena dia sadar betapa indahnya
menjadi wanita sholihah melebihi perhiasan apapun didunia
Semakin sadar bertambah usianya bertambah kematangannya


Jadilah seorang wanita sholihah
Yang senantiasa mengabdikan diri untuk menjadi mujahiddah Allah
Yang baginya hidup di dunia adalah ladang akhirat,
Yang mana buah kehidupan itu perlu dipelihara dan dijaga,
Agar tumbuh putik tunas yang bakal menjaga dirinya di alam baqo'
Meneruskan perjuangan Islam sebelum hari kemudian.


Jadilah seorang wanita sholihah
Yang tidak terpesona dengan buaian dunia,
Karena dia memimpikan syurga Allah.
Semoga senantiasa dirahmati-Nya... Aamiin...
Read More...
Share/Bookmark

Adab dan Prioritas dalam berdakwah

Dakwah (mengajak) dan tabligh (menyampaikan) adalah tugas setiap umat islam. Namun, terkadang kita tidak sadar bahwa dakwah adalah wajib sebagaimana wajibnya perintah shalat, puasa, zakat,haji dsb. Malah ada pendapat yang mengatakan bahwa dakwah adalah tugas para ustadz dan ulama saja. Padahal sebagaimana dinyatakan dalam Al Quran dan hadits, dakwah bagi umat akhir zaman adalah wajib.

Maka, Allah berfirman:

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia (disebabkan kalian) menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan (kalian) beriman kepada Allah.. (QS Ali Imran: 110)

Ada pula pendapat awam yang mengatakan bahwa : ada keseganan untuk melakukan dakwah karena belum ada ilmu dan yang disampaikan pun belum teramalkan. Untuk pendapat ini saya mencoba menguraikan:

Syaikhul Hadits Maulana Zakariya rahmatullah ‘alaihi dan sebagian mufassir berpendapat bahwa kata-kata ‘(kalian) beriman kepada Allah’ disebutkan pada akhir ayat bermaksud bahwa :

keimanan seseorang akan meningkat tajam ketika kita berdakwah mengajak kepada yang makruf dan mencegah dari perbuatan mungkar, tapi dengan syarat ia mengetahui adab-adab dalam berdakwah. Contoh penting adab-adab dalam berdakwah ialah :

1. Nisbatkan (tujukan) dakwah itu untuk diri sendiri dan berdoa kepada Allah agar menjadi asbab hidayah bagi orang yang mendengarkannya.

2. Ikhlas, semata-mata hanya mengharapkan tarbiyah dari Allah. Ihtisab,berkeyakinan teguh bahwa cukup Allah yang mengganti dengan pahala di sisi-Nya.

3. Tawadhu (rendah hati). Jangan sekali-kali menganggap diri lebih baik daripada orang lain.

4. Sabar

5. Istimai’at (berjemaah). Dakwah secara berjemaah adalah keutamaan yang jauh melampaui amalan apapun. Kini, dakwah secara berjemaah sudah berkembang pesat. Intinya, bagaimana dalam jamaah harus hidup amalan sunnah dan akhlak yang karimah.

6. Istiqomahkan ‘amalan harian yang bersifat infirodhi (pribadi) dan banyak-banyak berdoa minta hidayah kepada Allah di malam hari saat tahajjud. Bahkan ada pendapat yang mengtakan bahwa kunci sukses dakwah ialah shalat malam dan doa.

7. Iftiqor

Dakwah pun tidak mutlak harus dengan ilmu. Bahkan saking pentingnya dakwah, nabi saw bersabda:

"Sampaikanlah walau hanya satu ayat! "

Saya kira tidak ada umat islam sekarang yang tidak hafal satu ayat pun dalam Al Quran. Ibarat seorang ibu yang menyuruh anaknya makan pagi sebelum berangkat sekolah, “makanlah dulu nak, walau satu suap!”.

Para sahabat Nabi RA, adalah contoh terbaik dalam berdakwah dan bertabligh. Para sahabat umumnya adalah orang yang miskin dan terbelakang. Tidak ada peradaban yang paling bawah kecuali peradaban bangsa arab ketika itu. Munculnya dakwah Nabi Muhammad yang diikuti para sahabat menjadikan mereka orang-orang yang paham akan hakikat islam dan iman.

Maka, apakah kita tidak malu dengan para sahabat yang tidak pandai baca tulis itu?

Kenyataannya memang demikian. Hanya sedikit sahabat yang berharta. Hanya sebagian kecil sahabat yang bisa baca tulis. Hanya segelintir sahabat yang benar-benar menjadi ahli fiqih, ahli tafsir, dan hafidz Quran. Tapi mengapa Allah ridho dengan mereka semua dan bergelar Radhiallahu ‘anhu ajma’iin??

Jawabannya ialah mereka semua kompak dalam bertabligh saling mengajak kepada agama islam. Para sahabat tidak lagi menjadi dunia sebagai illah mereka, justru mereka sibuk dengan dakwah ilallah (dakwah mengajak kepada membesarkan Allah sunnah nabi-Nya). Maka, dengan asbab demikianlah Allah memahamkan mereka tentang agama ini.

Saat ini, kita tidak menuntut bahwa semua orang islam menjadi hafidz quran atau menjadi ahli fuqaha semua. Tapi saat ini kita rindu umat islam menjadi paham akan agama. Perhatikan! Orang yang paham agama berbeda dengan orang yang ahli agama. Orang yang paham agama adalah orang yang beriman dan beramal shalih secara istiqamah dan benar-benar butuh dengan agama ini, sedangkan orang yang ahli agama adalah orang yang hafal quran hadits plus tahu tafsirnya, serta tahu seluk beluk fiqih dsb. Bila semua umat islam saat ini paham agama, sebagaimana para sahabat, maka umat islam akan bangkit dan kembali kepada izzahnya. Insya Allah.

 
Prioritas Dakwah

Inti dalam dakwah ialah menyampaikan atau mentablighkan risalah islam. Namun, zaman ini terlihat suatu kesemrautan ‘materi’ dakwah yang disampaikan. Kadang dalam khutbah jumat, sang khatib malah menyampaikan ilmu fiqih mualamah, bahkan politik. Walau tidak bisa disalahkan betul, tapi situasinya sangatlah tidak cocok, karena umat yang mendengarkan tidak lagi ada iman yang cukup kuat utk beribadah, semisal shalat fardhu.

Maka, para Masyaikh mengarahkan agar dalam berdakwah, hal yang mesti dibahas terlebih dahulu adalah masalah iman, bagaiamana cara yakin yang betul kepada Allah. Setelah umat dibawa kepada majelis yang membesar-besarkan Allah (ma’rifatullah), insya Allah akan mudah mengarahkan mustami’ kepada amal shalih.

Amalan yang paling dasar adalah shalat fardhu lima kali sehari. Dalam berbagai kitab hadist shahih, Rasulullah saw bersabda :

Amalan yang pertama kali dihisab nanti di hari kiamat adalah shalat. Jika baik shalatnya, baik semua amalan. Jika buruk shalatnya,maka buruk (pula) seluruh ‘amalannya.

Amalan yang paling dicintai adalah shalat tepat pada waktunya, berbakti kepada orang tua, dan berjihad di jalan Allah.

Shalat ialah tiang agama. Barangsiapa yang mendirikan shalat, maka ia telah menegakkan agama. Barang siapa yang meninggalkan shalat, maka ia telah meruntuhkan agama. (HR Muslim)

Umat mestinya diarahkan kepada SHALAT: bagaimana pentingnya shalat, keutamaan (fadhilah) shalat, hukuman bila meninggalkan shalat, dan bagaiman cara shalat yang betul (rukun dan sunnahnya), bagaimana istinja’ dan wudhu yang benar. Karena shalat tidak sah bila wudhu tidak sah, sedangkan wudhunya tidak sah, jika cara bersucinya tidak sah. Hal-hal yang terkadang kita anggap sepele seperti ini sebenarnya adalah dasar-dasar bagaimana islam bangkit dari peradaban sekarang, sebagaimana yang telah dimusyarahkan bersama oleh para masyaikh dan ulama-ulama dunia.

Kemudian, umat islam diajak kepada ilmu syar’i yang shahih yaitu bersu’bah dan belajar langsung kepada ahli ilmu seperti ustadz –yang benar-benar kompeten dan bersanad-, sehingga tidak ada kerancuan lagi di tubuh umat islam mengenai masalah fiqih dan muamalah.


Penutup

Saat ini, umat islam dalam keadaan menyedihkan karena kecintaan terhadap dunia yang berlebihan dan takut akan kematian. Kebesaran akhirat lah yang perlu dibenamkan dalam setiap dada umat islam.

Maka dalam keadaan serba darurat seperti ini, kita mesti harus pandai-pandai bersiyasah al islamiyah, mana yang harus diutamakan dan mana yang harus dikurangi. Dan kesimpulannya:

1. Banyak-banyaknya beristighfar kepada Allah,karena dosa-dosa yang terkadang tidak bisa dihindari di zaman ini.

2. Banyak-banyak menghadiri majelis iman dan sunnah. Hindari majelis-majelis lalai seperti pasar, mall, stadium olahraga, apalagi klub malam.

3. Bergaulah dengan ulama yang baik dan berkumpullah dengan orang-orang shalih. Ciri ulama yang baik adalah akhlaknya yang karim, ilmu yang bersambung sampai kepada Nabi Saw, tawadhu, dan tidak komersial.

4. Pertahankan amalan harian, minimal shalat fardhu.

5. Kurangi makan dan minum. Ustadz Muhammad Masykur berpendapat seperti ini karena zaman sekarang, makan penuh dengan syubhat dan terkadang tidak baik lagi dzatnya. Makanan sangat mempengaruhi hati dalam berhubungan dengan Allah.

6. Kurangi waktu di luar rumah atau tempat kerja, karena saat ini banyak fitnah yang meracau di luar rumah seperti fitnah aurat wanita, maksiat,dll.

7. Banyak-banyak berdzikir untuk membersihkan dan melembutkan hati.

Hasbunallah wani’mal wakiil. Wallahu a’lam



//azansite.wordpress.com
Read More...
Share/Bookmark

Siasat Syaitan "Menelanjangi Wanita"

Syaitan dalam menggoda manusia memiliki berbagai macam strategi dan yang sering dipakai adalah dengan memanfaatkan hawa nafsu, yang memang memiliki kecenderungan mengajak kepada keburukan (ammaratun bis su’). Syaitan tahu persis kecenderungan nafsu kita, dia terus berusaha agar manusia keluar dari garis yang telah ditentukan Allah, termasuk melepaskan hijab atau pakaian muslimah. Berikut ini tahapan-tahapannya.

MENGHILANGKAN DEFINISI HIJAB

Dalam tahap ini Syaitan membisikkan kepada para wanita, bahwa pakaian apapun termasuk hijab (penutup) itu tidak ada kaitannya dengan agama, ia hanya sekedar pakaian atau mode hiasan bagi para wanita. Jadi tidak ada pakaian syar’i, pakaian ya pakaian, apa pun bentuk dan namanya. Sehingga akibatnya, ketika zaman telah berubah, atau kebudayaan manusia telah berganti, maka tidak ada masalah pakaian ikut ganti juga. Demikian pula ketika seseorang berpindah dari suatu negeri ke negeri yang lain, maka harus menyesuaikan diri dengan pakaian penduduknya, apapun yang mereka pakai. Berbeda halnya jika seorang wanita berkeyakinan, bahwa hijab adalah pakaian syar’i (identitas keislaman), dan memakainya adalah ibadah bukan sekedar mode. Biarpun hidup kapan saja dan di mana saja, maka hijab syar’i tetap dipertahankan. Apabila seorang wanita masih bertahan dengan prinsip hijabnya, maka Syaitan beralih dengan strategi yang lebih halus. Caranya? Pertama, Membuka Bagian Tangan. Telapak tangan mungkin sudah terbiasa terbuka, maka Syaitan mem-bisik kan kepada para wanita agar ada sedikit peningkatan model yakni membuka bagian hasta (siku hingga telapak tangan). “Ah tidak apa-apa, kan masih pakai jilbab dan pakai baju panjang? Begitu bisikan Syaitan. Dan benar sang wanita akhirnya memakai pakain model baru yang menampakkan tangannya, dan ternyata para lelaki yang melihat nya juga biasa-biasa saja. Maka Syaitan berbisik,” Tuh tidak apa-apa kan? Kedua, Membuka Leher dan Dada. Setelah menampakkan tangan menjadi kebiasaan, maka datanglah Syaitan untuk membisikkan hal baru lagi. “Kini buka tangan sudah lumrah, maka perlu ada peningkatan model pakaian yang lebih maju lagi, yakni terbuka bagian atas dada kamu.” Tapi jangan sebut sebagai pakaian terbuka, hanya sekedar sedikit untuk mendapatkan hawa, agar tidak gerah. Cobalah! Orang pasti tidak akan peduli, sebab hanya bagian kecil saja yang terbuka. Maka dipakailah pakaian model baru yang terbuka bagian leher dan dadanya dari yang model setengah lingkaran hingga yang model bentuk huruf “V” yang tentu menjadikan lebih terlihat lagi bagian sensitif lagi dari dadanya. Ketiga, Berpakian Tapi Telanjang. Syaitan berbisik lagi, “Pakaian kok hanya gitu-gitu saja, cari model atau bahan lain yang lebih bagus! Tapi apa ya? Sang wanita bergumam. “Banyak model dan kain yang agak tipis, lalu bentuknya dibuat yang agak ketat biar lebih enak dipandang,” Syaitan memberi ide baru. Maka tergodalah si wanita, di carilah model pakaian yang ketat dan kain yang tipis bahkan transparan. “Nggak apa-apa kok, kan potongan pakaiannya masih panjang, hanya bahan dan modelnya saja yang agak berbeda, biar nampak lebih feminin,” begitu dia menambahkan. Walhasil pakaian tersebut akhirnya membudaya di kalangan wanita muslimah, makin hari makin bertambah ketat dan transparan, maka jadilah mereka wanita yang disebut oleh Nabi sebagai wanita kasiyat ‘ariyat (berpakaian tetapi telanjang). Keempat, Agak di Buka Sedikit. Setelah para wanita muslimah mengenakan busana yang ketat, maka Syaitan datang lagi. Dan sebagaimana biasanya dia menawarkan ide baru yang sepertinya segar dan enak, yakni dibisiki wanita itu, “Pakaian seperti ini membuat susah berjalan atau duduk, soalnya sempit, apa nggak sebaiknya di belah hingga lutut atau mendekati paha?” Dengan itu kamu akan lebih leluasa, lebih kelihatan lincah dan enerjik.” Lalu dicobalah ide baru itu, dan memang benar dengan dibelah mulai bagian bawah hingga lutut atau mendekati paha ternyata membuat lebih enak dan leluasa, terutama ketika akan duduk atau naik ke jok mobil. “Yah tersingkap sedikit nggak apa-apa lah, yang penting enjoy,” katanya. Inilah tahapan awal Syaitan merusak kaum wanita, hingga tahap ini pakaian masih tetap utuh dan panjang, hanya model, corak, potongan dan bahan saja yang dibuat berbeda dengan hijab syar’i yang sebenarnya. Maka kini mulailah Syaitan pada tahapan berikutnya.


TERBUKA SEDIKIT DEMI SEDIKIT

Kini Syaitan melangkah lagi, dengan trik dan siasat lain yang lebih ampuh, tujuannya agar para wanita menampak kan bagian aurat tubuhnya. Pertama, Membuka Telapak Kaki dan Tumit. Syaitan Berbisik kepada para wanita, “Baju panjang benar-benar membuat repot, kalau hanya dengan membelah sedikit bagiannya masih kurang leluasa, lebih enak kalau di potong saja hingga atas mata kaki.” Ini baru agak longgar. “Oh ada yang kelupaan, kalau kamu bakai baju demikian, maka jilbab yang besar tidak cocok lagi, sekarang kamu cari jilbab yang kecil agar lebih serasi dan gaul, toh orang tetap menamakannya dengan jilbab.” Maka para wanita yang terpengaruh dengan bisikan ini buru-buru mencari model pakaian yang dimaksudkan. Tak ketinggalan sepatu hak tinggi, yang kalau untuk berjalan mengeluarkan suara yang menarik perhatian orang. Kedua, Membuka Seperempat Hingga Separuh Betis. Terbuka telapak kaki telah biasa ia lakukan, dan ternyata orang-orang yang melihat juga tidak begitu peduli. Maka Syaitan kembali berbisik, “Ternyata kebanyakan manusia menyukai apa yang kamu lakukan, buktinya mereka tidak bereaksi apa-apa, kecuali hanya beberapa orang. Kalau langkah kakimu masih kurang leluasa, maka cobalah kamu cari model lain yang lebih enak, bukankah kini banyak rok setengah betis dijual di pasaran? Tidak usah terlalu mencolok, hanya terlihat kira-kira sepuluh senti saja.” Nanti kalau sudah terbiasa, baru kamu cari model baru yang terbuka hingga setengah betis.” Benar-benar bisikan Syaitan dan hawa nafsu telah menjadi penasehat pribadinya, sehingga apa yang saja yang dibisikkan Syaitan dalam jiwanya dia turuti. Maka terbiasalah dia mema-kai pakaian yang terlihat separuh betisnya kemana saja dia pergi. Ketiga, Terbuka Seluruh Betis. Kini di mata si wanita, zaman benar-benar telah berubah, Syaitan telah berhasil membalikkan pandangan jernihnya. Terkadang sang wanita berpikir, apakah ini tidak menyelisihi para wanita di masa Nabi dahulu. Namun buru-buru bisikan Syaitan dan hawa nafsu menyahut, “Ah jelas enggak, kan sekarang zaman sudah berubah, kalau zaman dulu para lelaki mengangkat pakaiannya hingga setengah betis, maka wanitanya harus menyelisihi dengan menjulurkannya hingga menutup telapak kaki, tapi kini lain, sekarang banyak laki-laki yang menurunkan pakaiannya hingga bawah mata kaki, maka wanitanya harus menyelisihi mereka yaitu dengan mengangkatnya hingga setengah betis atau kalau perlu lebih ke atas lagi, sehingga nampak seluruh betisnya.” Tetapi… apakah itu tidak menjadi fitnah bagi kaum laki-laki,” gumamnya. “Fitnah? Ah itu kan zaman dulu, di masa itu kaum laki-laki tidak suka kalau wanita menampakkan auratnya, sehingga wanita-wanita mereka lebih banyak di rumah dan pakaian mereka sangat tertutup. Tapi sekarang sudah berbeda, kini kaum laki-laki kalau melihat bagian tubuh wanita yang terbuka malah senang dan mengatakan ooh atau wow, bukankah ini berarti sudah tidak ada lagi fitnah, karena sama-sama suka? Lihat saja model pakaian di sana-sini, dari yang di emperan hingga yang yang bermerek kenamaan, seperti Kristian Dior, semuanya menawarkan model yang dirancang khusus untuk wanita maju di zaman ini. Kalau kamu tidak mengikuti model itu akan menjadi wanita yang ketinggalan zaman.” Demikianlah, maka pakaian yang menampakkan seluruh betis biasa dia kenakan, apalagi banyak para wanita yang memakainya dan sedikit sekali orang yang mempermasalahkan itu. Kini tibalah saatnya Syaitan melancarkan tahap terakhir dari siasatnya untuk melucuti hijab wanita.

SERBA MINI
Setelah pakaian yang menampak kan betis menjadi pakaian sehari-hari dan dirasa biasa-biasa saja, maka datanglah bisikan Syaitan yang lain. “Pakaian membutuhkan variasi, jangan itu-itu saja, sekarang ini modelnya rok mini, dan agar serasi rambut kepala harus terbuka, sehingga benar-benar kelihatan indah.” Maka akhirnya rok mini yang menampakkan bagian bawah paha dia pakai, bajunya pun bervariasi, ada yang terbuka hingga lengan tangan, terbuka bagian dada sekaligus bagian punggung nya dan berbagai model lain yang serba pendek dan mini. Koleksi pakaiannya sangat beraneka ragam, ada pakaian pesta, berlibur, pakaian kerja, pakaian resmi, pakaian malam, sore, musim panas, musim dingin dan lain-lain, tak ketinggalan celana pendek separuh paha pun dia miliki, model dan warna rambut juga ikut bervariasi, semuanya telah dicoba. Begitulah sesuatu yang sepertinya mustahil untuk dilakukan, ternyata kalau sudah dihiasi oleh Syaitan, maka segalanya menjadi serba mungkin dan diterima oleh manusia. Hingga suatu ketika, muncul ide untuk mandi di kolam renang terbuka atau mandi di pantai, di mana semua wanitanya sama, hanya dua bagian paling rawan saja yang tersisa untuk ditutupi, kemaluan dan buah dada. Mereka semua mengenakan pakaian yang sering disebut dengan “bikini”. Karena semuanya begitu, maka harus ikut begitu, dan na’udzu billah bisikan Syaitan berhasil, tujuannya tercapai, “Menelanjangi Kaum Wanita.” Selanjutnya terserah kalian wahai wanita, kalian semua sama, telanjang di hadapan laki-laki lain, di tempat umum. Kelak kalian sama-sama di neraka, karena engkau sendiri yang melakukan itu semua, maka tanggung sendiri "dosamu” Syaitan tak mau ambil resiko. Demikian halus, cara yang digunakan Syaitan, sehingga manusia terjerumus dalam dosa tanpa terasa. Maka hendaklah kita semua, terutama orang tua jika melihat gejala menyimpang pada anak-anak gadis dan para wanita kita sekecil apapun, segera secepatnya diambil tindakan. Jangan biarkan berlarut-larut, karena kalau dibiarkan dan telah menjadi kebiasaan, maka sangat sulit bagi kita untuk mengatasinya. Membiarkan mereka membuka aurat berarti merelakan mereka mendapatkan laknat Allah, kasihanilah mereka, selamatkan para wanita muslimah, jangan jerumuskan mereka ke dalam kebinasaan yang menyengsarakan, baik di dunia maupun di akhirat.
 

Wallahu a’lam bis shawab.
 

Sumber: Kitab “At ta’ari asy syaithani”, Adnan ath-Tharsyah.
Read More...
Share/Bookmark

Tiga Belas Sifat Laki-laki yang Tidak Disukai Perempuan?

Para istri atau kaum wanita adalah manusia yang juga mempunyai hak tidak suka kepada laki-laki karena beberapa sifa-sifatnya. Karena itu kaum lelaki tidak boleh egois, dan merasa benar. Melainkan juga harus memperhatikan dirinya, sehingga ia benar-benar bisa tampil sebagai seorang yang baik. Baik di mata Allah, pun baik di mata manusia, lebih-lebih baik di mata istri. Ingat bahwa istri adalah sahabat terdekat, tidak saja di dunia melainkan sampai di surga. Karena itulah perhatikan sifat-sifat berikut yang secara umum sangat tidak disukai oleh para istri atau kaum wanita. Semoga bermanfaat.
 

Pertama, Tidak Punya Visi

Setiap kaum wanita merindukan suami yang mempunyai visi hidup yang jelas. Bahwa hidup ini diciptakan bukan semata untuk hidup. Melainkan ada tujuan mulia. Dalam pembukaan surah An Nisa’:1 Allah swt. Berfirman:

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”.

Dalam ayat ini Allah dengan tegas menjelaskan bahwa tujuan hidup berumah tangga adalah untuk bertakwa kepada Allah. Takwa dalam arti bersungguh mentaati-Nya. Apa yang Allah haramkan benar-benar dijauhi. Dan apa yang Allah perintahkan benar ditaati.


Namun yang banyak terjadi kini, adalah bahwa banyak kaum lelaki atau para suami yang menutup-nutupi kemaksiatan. Istri tidak dianggap penting. Dosa demi dosa diperbuat di luar rumah dengan tanpa merasa takut kepada Allah. Ingat bahwa setiap dosa pasti ada kompensasinya. Jika tidak di dunia pasti di akhirat. Sungguh tidak sedikit rumah tangga yang hancur karena keberanian para suami berbuat dosa. Padahal dalam masalah pernikahan Nabi saw. bersabda: “Pernikahan adalah separuh agama, maka bertakwalah pada separuh yang tersisa.”
 

Kedua, Kasar

Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Ini menunjukkan bahwa tabiat wanita tidak sama dengan tabiat laki-laki. Karena itu Nabi saw. menjelaskan bahwa kalau wanita dipaksa untuk menjadi seperti laki-laki tulung rusuk itu akan patah. Dan patahnya berarti talaknya. Dari sini nampak bahwa kaum wanita mempunyai sifat ingin selalui dilindungi. Bukan diperlakukan secara kasar. Karena itu Allah memerintahkan para suami secara khusus agar menyikapi para istri dengan lemah lembut: Wa’aasyiruuhunna bil ma’ruuf (Dan sikapilah para istri itu dengan perlakuan yang baik) An Nisa: 19. Perhatikan ayat ini menggambarkan bahwa sikap seorang suami yang baik bukan yang bersikap kasar, melainkan yang lembut dan melindungi istri.

Banyak para suami yang menganggap istri sebagai sapi perahan. Ia dibantai dan disakiti seenaknya. Tanpa sedikitpun kenal belas kasihan. Mentang-mentang badannya lebih kuat lalu memukul istri seenaknya. Ingat bahwa istri juga manusia. Ciptaan Allah. Kepada binatang saja kita harus belas kasihan, apalagi kepada manusia. Nabi pernah menggambarkan seseorang yang masuk neraka karena menyikas seekor kucing, apa lagi menyiksa seorang manusia yang merdeka.
 

Ketiga, Sombong

Sombong adalah sifat Syaitan. Allah melaknat Iblis adalah karena kesombongannya. Abaa wastakbara wakaana minal kaafiriin (Al Baqarah:34). Tidak ada seorang mahlukpun yang berhak sombong, karena kesombongan hanyalah hak priogatif Allah. Allah berfirman dalam hadits Qurdsi: “Kesombongan adalah selendangku, siapa yang menandingi aku, akan aku masukkan neraka.” Wanita adalah mahluk yang lembut. Kesombongan sangat bertentangan dengan kelembutan wanita. Karena itu para istri yang baik tidak suka mempunyai suami sombong.

Sayangnya dalam keseharian sering terjadi banyak suami merasa bisa segalanya. Sehingga ia tidak mau menganggap dan tidak mau mengingat jasa istri sama sekali. Bahkan ia tidak mau mendengarkan ucapan sang istri. Ingat bahwa sang anak lahir karena jasa kesebaran para istri. Sabar dalam mengandung selama sembilan bulan dan sabar dalam menyusui selama dua tahun. Sungguh banyak para istri yang menderita karena prilaku sombong seorang suami.
 

Keempat, Tertutup

Nabi saw. adalah contoh suami yang baik. Tidak ada dari sikap-sikapnya yang tidak diketahui istrinya. Nabi sangat terbuka kepada istri-istrinya. Bila hendak bepergian dengan salah seorang istrinya, nabi melakukan undian, agar tidak menimbulkan kecemburuan dari yang lain. Bila nabi ingin mendatangi salah seorang istrinya, ia izin terlebih dahulu kepada yang lain. Perhatikan betapa nabi sangat terbuka dalam menyikapi para istri. Tidak seorangpun dari mereka yang merasa didzalimi. Tidak ada seorang dari para istri yang merasa dikesampingkan.

Kini banyak kejadian para suami menutup-nutupi perbuatannya di luar rumah. Ia tidak mau berterus terang kepada istrinya. Bila ditanya selalu jawabannya ngambang. Entah ada rapat, atau pertemuan bisnis dan lain sebagainya. Padahal tidak demikian kejadiannya. Atau ia tidak mau berterus terang mengenai penghasilannya, atau tidak mau menjelaskan untuk apa saja pengeluaran uangnya. Sikap semacam ini sungguh sangat tidak disukai kaum wanita. Banyak para istri yang tersiksa karena sikap suami yang begitu tertutup ini.
 

Kelima, Plinplan

Setiap wanita sangat mendambakan seorang suami yang mempunyai pendirian. Bukan suami yang plinplan. Tetapi bukan diktator. Tegas dalam arti punya sikap dan alasan yang jelas dalam mengambil keputusan. Tetapi di saat yang sama ia bermusyawarah, lalu menentukan tindakan yang harus dilakukan dengan penuh keyakinan. Inilah salah satu makna qawwam dalam firman Allah: arrijaalu qawwamuun alan nisaa’ (An Nisa’:34).
 

Keenam, Pembohong

Banyak kejadian para istri tersiksa karena sang suami suka berbohong. Tidak mau jujur atas perbuatannya. Ingat sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh ke tanah. Kebohongan adalah sikap yang paling Allah benci. Bahkan Nabi menganggap kebohongan adalah sikap orang-orang yang tidak beriman. Dalam sebuah hadits Nabi pernah ditanya: hal yakdzibul mukmin (apakah ada seorang mukmin berdusta?) Nabi menjawab: Laa (tidak). Ini menunjukkan bahwa berbuat bohong adalah sikap yang bertentangan dengan iman itu sendiri.

Sungguh tidak sedikit rumah tangga yang bubar karena kebohongan para suami. Ingat bahwa para istri tidak hanya butuh uang dan kemewahan dunia. Melainkan lenbih dari itu ia ingin dihargai. Kebohongan telah menghancurkan harga diri seorang istri. Karena banyak para istri yang siap dicerai karena tidak sanggup hidup dengan para sumai pembohong.
 

Ketujuh, Cengeng

Para istri ingin suami yang tegar, bukan suami yang cengeng. Benar Abu Bakar Ash Shiddiq adalah contoh suami yang selalu menangis. Tetapi ia menangis bukan karena cengeng melainkan karena sentuhan ayat-ayat Al Qur’an. Namun dalam sikap keseharian Abu Bakar jauh dari sikap cengeng. Abu Bakar sangat tegar dan penuh keberanian. Lihat sikapnya ketika menghadapi para pembangkang (murtaddin), Abu Bakar sangat tegar dan tidak sedikitpun gentar.

Suami yang cenging cendrung nampak di depan istri serba tidak meyakinkan. Para istri suka suami yang selalu gagah tetapi tidak sombong. Gagah dalam arti penuh semangat dan tidak kenal lelah. Lebih dari itu tabah dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.
 

Kedelapan, Pengecut

Dalam sebuah doa, Nabi saw. minta perlindungan dari sikap pengecut (a’uudzubika minal jubn), mengapa? Sebab sikap pengecut banyak menghalangi sumber-sumber kebaikan. Banyak para istri yang tertahan keinginannya karena sikap pengecut suaminya. Banyak para istri yang tersiksa karena suaminya tidak berani menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Nabi saw. terkenal pemberani. Setiap ada pertempuran Nabi selalu dibarisan paling depan. Katika terdengar suara yang menakutkan di kota Madinah, Nabi saw. adalah yang pertama kaluar dan mendatangi suara tersebut.

Para istri sangat tidak suka suami pengecut. Mereka suka pada suami yang pemberani. Sebab tantangan hidup sangat menuntut keberanian. Tetapi bukan nekad, melainkan berani dengan penuh pertimbangan yang matang.
 

Kesembilan, Pemalas

Di antara doa Nabi saw. adalah minta perlindingan kepada Allah dari sikap malas: allahumma inni a’uudzubika minal ‘ajizi wal kasal , kata kasal artinya malas. Malas telah membuat seseorang tidak produktif. Banyak sumber-sumber rejeki yang tertutup karena kemalasan seorang suami. Malas sering kali membuat rumah tangga menjadi sempit dan terjepit. Para istri sangat tidak suka kepada seorang suami pemalas. Sebab keberadaanya di rumah bukan memecahkan masalah melainkan menambah permasalah. Seringkali sebuah rumah tangga diwarnai kericuhan karena malasnya seorang suami.
 

Kesepuluh, Cuek Pada Anak

Mendidik anak tidak saja tanggung jawab seorang istri melainkan lebih dari itu tanggung jawab seorang suami. Perhatikan surat Luqman, di sana kita menemukan pesan seorang ayah bernama Luqman, kepada anaknya. Ini menunjukkan bahwa seorang ayah harus menentukan kompas jalan hidup sang anak. Nabi saw. Adalah contoh seorang ayah sejati. Perhatiannya kepada sang cucu Hasan Husain adalah contoh nyata, betapa beliau sangat sayang kepada anaknya. Bahkan pernah berlama-lama dalam sujudnya, karena sang cucu sedang bermain-main di atas punggungnya.

Kini banyak kita saksikan seorang ayah sangat cuek pada anak. Ia beranggapan bahwa mengurus anak adalah pekerjaan istri. Sikap seperti inilah yang sangat tidak disukai para wanita.
 

Kesebelas, Menang Sendiri

Setiap manusia mempunyai perasaan ingin dihargai pendapatnya. Begitu juga seorang istri. Banyak para istri tersiksa karena sikap suami yang selalu merasa benar sendiri. Karena itu Umar bin Khaththab lebih bersikap diam ketika sang istri berbicara. Ini adalah contoh yang patut ditiru. Umar beranggapan bahwa adalah hak istri mengungkapkan uneg-unegnya sang suami. Sebab hanya kepada suamilah ia menemukan tempat mencurahkan isi hatinya. Karena itu seorang suami hendaklah selalu lapang dadanya. Tidak ada artinya merasa menang di depan istri. Karena itu sebaik-baik sikap adalah mengalah dan bersikap perhatian dengan penuh kebapakan. Sebab ketika sang istri ngomel ia sangat membutuhkan sikap kebapakan seorang suami. Ada pepetah mengatakan: jadilah air ketika salah satunya menjadi api.
 

Keduabelas, Jarang Komunikasi

Banyak para istri merasa kesepian ketika sang suami pergi atau di luar rumah. Sebaik-baik suami adalah yang selalu mengontak sang istri. Entah denga cara mengirim sms atau menelponnya. Ingat bahwa banyak masalah kecil menjadi besar hanya karena miskomunikasi. Karena itu sering berkomukasi adalah sangat menentukan dalam kebahagiaan rumah tangga.

Banyak para istri yang merasa jengkel karena tidak pernah dikontak oleh suaminya ketika di luar rumah. Sehingga ia merasa disepelekan atau tidak dibutuhkan. Para istri sangat suka kepada para suami yang selalu mengontak sekalipun hanya sekedar menanyakan apa kabarnya.


Ketigabelas, Tidak Rapi dan Tidak Harum

Para istri sangat suka ketika suaminya selalu berpenampilan rapi. Nabi adalah contoh suami yang selalu rapi dan harum. Karena itu para istrinya selalu suka dan bangga dengan Nabi. Ingat bahwa Allah Maha indah dan sangat menyukai keindahan. Maka kerapian bagian dari keimanan. Ketika seorang suami rapi istri bangga karena orang-orang pasti akan berkesan bahwa sang istri mengurusnya. Sebaliknya ketika sang suami tidak rapi dan tidak harum, orang-orang akan berkesan bahwa ia tidak diurus oleh istrinya. Karena itu bagi para istri kerapian dan kaharuman adalah cermin pribadi istri. Sungguh sangat tersinggung dan tersiksa seorang istri, ketika melihat suaminya sembarangan dalam penampilannya dan menyebarkan bahu yang tidak enak. Allahu a’lam.
Read More...
Share/Bookmark

capcusss

Download