Adab Buang air kecil dan besar

ADAB BERSUCI

Diantara kebiasaan sehari-hari yang dilakukan manusia adalah masalah buang hajat atau buang air, baik buang air besar maupun kecil yang dalam bahasan fiqih masuk dalam bab Thoharoh atau bersuci. Dan sesungguhnya Islam telah memberikan aturan-aturan tentang tata cara buang hajat yaitu dengan memberikan tuntunan berupa adab-adabnya, sehingga kebiasaan tersebut dapat menjadi suatu ibadah.
Diantara adab-adab buang air, yang harus diperhatikan adalah:

A.    Adab Sebelum Buang Air.
Diantara yang perlu dipersiapkan sebelum buang air.
1)      Menyiapkan tiga buah batu atau satu ember kecil.
2)      Mencari tempat sunyi dan tidak terlihat.
Mughiroh bin Syu'bah ra berkata:
كُنْتُ مَعَ النَّبِيِّ فِيْ سَفَرٍ فَأَتَى النَّبِيُّ حَاجَتَهُ فَأَبْعَدَ فِيْ المَذْهَبِ
"Aku pernah bersama Nabi saw didalam satu perjalanan, lalu beliau hendak buang hajat, maka beliau menjauhi tempat perjalanan (mencari tempat yang sunyi hingga tidak terllihat orang lain)". (HR. Tirmidzi: 20, shohih)
3)       Tidak membawa masuk sesuatu yang mengandung nama Alloh swt, seperti cincin, jam tangan dan benda lainnya.
4)      Tidak menanggalkan atau melepaskan pakaian (terutama celana) sebelum dekat dengan permukaan tanah atau lantai.
5)      Mendahulukan kaki kiri ketika masuk ke tempat buang air, sambil mengucapkan:
"بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الخُبُثِ وَالخَبَائِثِ"
"Dengan Nama Alloh. Ya Alloh aku berlindung kepadamu dari godaan syetan laki-laki dan syetan perempuan".
6)      Tidak menghadap atau membelakangi kiblat.
Abu Ayyub Al-Anshori berkata:
"إِذَا أَتَيْتُمْ الغَائِطَ فَلَا تَسْتَقْبِلُ القِبْلَةَ بِغَائِطٍ وَلَا بَوْلٍ وَلَا تَسْتَدْبِرُوْهَا"
"Apabila kalian buang hajat, janganlah kalian menghadap kiblat dan jangan membelakanginya, baik disaat buang air besar atau kecil". (HR. Bukhori: 393 dan Muslim: 264).
7)      Tidak buang air ditempat terbuka dan ramai seperti tempat rekreasi, pertemuan, mata air, pemandian, jalan atau dibawah tumbuh-tumbuhan yang berbuah. Rosululloh saw bersabda:
"اتَّقُوْا اللَّاعِنَيْنِ، قَالُوْا: وَمَا اللَّاعِنَانِ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ: الَّذِيْ يَتَخَلَّى فِيْ طَرِيْقٍ النَّاسِ أَوْ ظِلِّهِمْ"
"Takutlah kalian kepada dua perkara yang mendatangkan laknat? Shohabatpun bertanya: apakah laa'inain, ya Rosulalloh? Beliau menjawab: yaitu orang-orang yang buang air dijalan-jalan (umum) dan dinaungan (tempat berteduh)". (HR. Muslim: 269)

B.    Adab Istijmar (bersuci dengan benda keras, seperti batu, daun dan tissue) dan Istinja' (bersuci dengan air).
1)      Tidak beristijmar dengan tulang atau kotoran binatang.
2)      Tidak beristijmar dan beristinja', ataupun menyentuh kemaluan dengan tangan kanan.
3)      Beristijmar dalam hitungan ganjil yaitu dengan batu (semisalnya). Dan jika dirasakan belum bersih maka dengan lima batu. Hal ini berdasarkan pendapat salman Al-Farisi berikut:
"أَمَرَنَا أَنْ نَسْتَقْبِلَ القِبْلَةَ وَلَا نَسْتَحْيِ بِأَيْمَانِنَا وَلَا نَكْتَفِيْ بِدُوْنِ ثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ لَيْسَ فِيْهَا رَجِيْعٌ وَلَا عَظْمٌ"
"Rosululloh saw melarang kami buang air besar dan kecil menghadap kiblat, atau beristinja' dengan tangan kanan, atau beristinja' kurang dari tiga batu, atau beristinja' dengan kotoran atau tulang binatang". (HR. Muslim: 262)
4)      Jika ingin beristinja' dan beristijmar sekaligus, maka dahulukan istijmar. Dan jika dirasa cukup dengan salah satunya, maka hal ini tidak apa-apa. Akan tetapi secara umum, beristinja' lebih bersih dan lebih suci.
5)      Memercikan air kekemaluan dan celana untuk menghilangkan was-was.
6)      Mengusap-usap tangan kiri ketanah atau membasuhnya dengan sabun ( atau semisalnya).
C.    Adab Setelah Buang Air
Ketika keluar mendahulukan kaki kanan, sambil berdo'a:
"غُفْرَانَكَ"
"Ya Alloh, ampunilah aku".
Aisyah ra berkata:
"كَانَ النَّبِيِّ إِذَا خَرَجَ مِنَ الخَلَاءِ قَالَ: غُفْرَانَكَ"
"Nabi saaw apabila keluar dari jamban maka beliau berdo'a: " Ya Alloh ampunilah aku". (HR. Ahmad: 25275)

Share/Bookmark

capcusss

Download