Keberadaan surga ditunjukkan dengan dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah. Dari al-Qur’an, di antaranya adalah firman Alloh subhanahu wata’ala, artinya,
“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidrotil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal.” (QS. An-Najm: 13-15)
Disebutkan di dalam as-Shohihain (riwayat al-Bukhori dan Muslim) dari hadits Anas rodhiyAllohu ‘anhu dalam kisah Isro’ Mi’roj bahwa Nabi shollAllohu ‘alaihi wasallam melihat Sidrotil Muntaha dan melihat di sisinya ada Jannatul Ma’wa. Beliau bersabda,
“Kemudian Jibril membawaku pergi hingga berhenti di Sidrotil Muntaha, maka Sidrotil Muntaha itu diliputi warna-warni yang aku sendiri tidak mengetahui apa itu. Lalu beliau bersabda, “Kemudian aku masuk ke dalam surga dan ternyata di dalamnya bertahtakan mutiara dan debunya terbuat dari misik.” (HR al-Bukhori dan Muslim)
Dan di dalam riwayat lain dari Ibnu Umar rodhiyAllohu ‘anhu, Rasululloh shollAllohu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Sesungguhnya salah seorang di antara kalian apabila mati maka akan diperlihatkan kepadanya tempat kembalinya setiap pagi dan sore. Kalau diperlihatkan bahwa dia termasuk penghuni neraka, maka dia akan menjadi penghuni neraka. Dan Jika diperlihatkan sebagai penghuni surga, maka dia akan menjadi penghuni surga. Lalu dikatakan, “Inilah tempatmu hingga Alloh membangkitkanmu pada hari Kiamat.” (HR al-Bukhori dan Muslim)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat dan hadits yang menunjukkan bahwa surga adalah makhluk Alloh subhanahu wata’ala yang telah diciptakan, sebagaimana pula dengan neraka. Maka orang yang menyelisihi keyakinan ini adalah termasuk ahli bid’ah, seperti mu’tazilah yang mengatakan bahwa surga belum diciptakan, tetapi baru diciptakan pada hari Kiamat kelak.
Pintu-Pintu Surga
Alloh subhanahu wata’ala berfirman, artinya,
“Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Robbnya dibawa ke surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya” (QS. Az-Zumar: 73)
Di dalam ayat ini Alloh subhanahu wata’ala menyebutkan bahwa surga memiliki pintu-pintu, sebagaimana juga neraka. Dan pintu-pintu surga apabila nanti telah terbuka, maka akan terus dibiarkan terbuka tidak sebagaimana pintu neraka, ia akan ditutup rapat sebab neraka merupakan penjara. Alloh subhanahu wata’ala berfirman, artinya,
“Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertaqwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik, (yaitu) surga ‘Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka.” (QS. Shod: 49-50)
Adapun neraka, maka tidak demikian, sebagaimana firman Alloh subhanahu wata’ala,
“(Yaitu) api (disediakan) Alloh yang dinyalakan, yang (naik) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka.” (QS. Al-Humazah: 6-8)
Rahasia di balik terbukanya pintu surga bagi para penghuninya adalah karena mereka dapat mondar-mandir, datang dan pergi ke mana saja sesuka mereka. Dan yang ke dua adalah karena malaikat masuk ke dalam surga setiap waktu dengan penuh sikap lembut dan ramah. Ini menunjukkan bahwa surga merupakan tempat aman dan kedamaian yang tidak butuh untuk dikunci (ditutup) pintunya.
Di dalam sebuah hadits, Nabi shollAllohu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Di dalam surga terdapat delapan pintu, salah satunya sebuah pintu yang disebut dengan “ar-Royyan”. Tidak memasuki pintu tersebut kecuali orang-orang yang berpuasa.”
Di Manakah Surga Berada?
Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya,
“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidrotil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal.“ (QS. An-Najm: 13-15)
Ayat ini menunjukkan bahwa surga itu berada di atas langit, karena Sidrotil Muntaha berada di atas langit. Dan juga firman Alloh subhanahu wata’ala, artinya,
“Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezkimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu.” (QS. Adz-Dzaariyaat:22)
Imam Mujahid berkata, “Yang dimaksudkan adalah surga.” Dan Ibnu Abbas rodhiyAllohu ‘anhu juga berkata, ” Surga itu berada di atas langit yang ke tujuh.”
Kunci Surga
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Kunci Surga adalah persaksian tiada ilah yang berhak disembah kecuali Alloh.” (HR Ahmad 5/242). Dikatakan kepada Wahb bin Munabbih, “Bukankah kunci surga itu adalah kalimat la ilaha illAlloh? Maka dia menjawab, ” Ya, akan tetapi tiadalah suatu kunci itu kecuali dia mempunyai gigi-gigi. Jika engkau datang dengan kunci yang bergigi, maka surga akan terbuka, jika tidak, maka tidak akan terbuka. Beliau memaksudkan dengan gigi di sini adalah rukun-rukun Islam.
Jalan Menuju Surga
Jalan menuju surga telah disepakati oleh para rosul dari awal hingga akhir hanyalah satu. Sedangkan jalan ke neraka amatlah banyak tidak terhitung. Oleh karena itu Alloh subhanahu wata’ala menyebutkan bahwa jalan yang lurus itu hanyalah satu dan menyebutkan jalan kesesatan adalah banyak. Alloh subhanahu wata’ala berfirman, artinya,
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Alloh kepadamu agar kamu bertaqwa.” (QS. Al an’am: 153)
Dan Ibnu Abbas rodhiyAllohu ‘anhu pernah berkata, “Rasululloh shollAllohu ‘alaihi wasallam membuatkan kami sebuah garis lurus lalu bersabda, “Ini adalah jalan Alloh“. Kemudian beliau membuat banyak garis di sebelah kanan dan kirinya lalu bersabda, “Ini adalah jalan-jalan, dan pada setiap jalan itu terdapat syetan yang menyeru ke sana.” Lalu beliau membacakan ayat tersebut di atas.
Tingkatan Surga
Surga memiliki tingkatan-tingkatan, sebagaimana firman Alloh subhanahu wata’ala, artinya,
”(Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Alloh, dan Alloh Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” (QS. Ali Imron: 163)
“Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Robbnya dan ampunan serta rejeki (nikmat) yang mulia.” (QS. Al-Anfaal:4)
Tingkatan surga tertinggi adalah surga Nabi Muhammad shollAllohu ‘alaihi wasallam yaitu “Al Wasilah” sebagaimana dalam hadits riwayat imam Muslim dari Amr bin al-Ash rodhiyAllohu ‘anhu bahwa dia mendengar Nabi shollAllohu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Apabila kalian mendengar muadzin (sedang adzan) maka ucapkanlah seperti yang dia ucapkan kemudian bershalawatlah kepadaku, karena barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali maka Alloh akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Kemudian mintalah untukku Al-Wasilah, Karena ia merupakan kedudukan di surga yang tidak layak kecuali hanya untuk seorang hamba saja dari hamba-hamba Alloh, dan aku berharap orang itu adalah aku. Barangsiapa yang meminta untukku al-Wasilah maka dia berhak mendapatkan syafa’atku.” (HR. Muslim).
Nama-nama Surga
Surga biasanya disebut dengan Jannah, dan inilah nama yang umun digunakan untuk menyebut tempat ini dan segala yang terdapat di dalamnya berupa kenikmatan, kelezatan, kemewahan, dan kebahagiaan. Nama-nama lain dari Surga di antaranya yaitu:
1. Darus Salam
Sebagaimana firman Alloh subhanahu wata’ala, artinya,
“Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Robbnya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal sholeh yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 127)
Surga adalah Darussalam (negri keselamatan) dari segala musibah, kecelakaan, dan segala hal yang tidak disukai, dan dia merupakan negri Alloh subhanahu wata’ala, diambil dari nama Alloh “as-Salam”. Alloh subhanahu wata’ala pun mengucapkan salam atas mereka,
“Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta. (Kepada mereka dikatakan), “Salam”, sebagai ucapan selamat dari Robb Yang Maha Penyayang.” (QS. Yaasiin: 57-58)
2. Jannatu ‘adn
Sebagaimana firman Alloh subhanahu wata’ala, artinya,
“(Yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang sholeh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya, dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan), “Salamun ‘alaikum bima shabartum”. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar-Ra’d: 23-24)
3. Jannatul Khuld
Karena penduduknya kekal di dalamnya dan tidak akan berpindah ke alam (tempat) lain. Alloh subhanahu wata’ala berfirman, artinya,
”Katakanlah, “Apakah (azab) yang demikian itu yang baik, atau surga yang kekal yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa?” Surga itu menjadi balasan dan tempat kembali bagi mereka.” (QS. Al-Furqan: 15)
4. Darul Muqamah
Sebagaimana firman Alloh subhanahu wata’ala, artinya,
“Dan mereka berkata:”Segala puji bagi Alloh yang telah menghilangkan duka cita dari kami.Sesungguhnya Robb kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu”. (QS. Faathir: 34-35)
5. Jannatul Ma’wa
al-Ma’wa artinya adalah tempat menetap sebagaimana firman Alloh subhanahu wata’ala dalam surat an-Najm di atas. Disebut demikian karena surga merupakan tempat menetapnya orang-orang mukmin.
6. Jannatun Na’im
As-Sabiqun al-Awwalun adalah orang-orang terdahulu yang pertama kali masuk/memeluk Islam. Menurut kepercayaan Islam, As-Sabiqun al-Awwalun akan mempunyai tempat tinggal yang mulia, surga Jannatun Na’im.
“ Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridla kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar (At-Taubah ayat 9:100) ”
Bukhari tentang tiga masa yang mendapatkan kemulian dan keutamaan muslim dan lain-lainnya, dimana Muhammad bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi setelahnya, kemudian generasi setelahnya.”
7. Al Muqamul Amin“ Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridla kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar (At-Taubah ayat 9:100) ”
Bukhari tentang tiga masa yang mendapatkan kemulian dan keutamaan muslim dan lain-lainnya, dimana Muhammad bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi setelahnya, kemudian generasi setelahnya.”
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, Jannah Firdaus menjadi tempat tinggal mereka. Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya." (QS Al Kahfi : 107-108)
Rasulullah bersabda dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairah ra: Allah swt berfirman, "Aku telah menyediakan untuk hamba-hambaKu yang shalih suatu yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga, dan belum pernah terlintas dalam benak manusia."
“Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Robbnya dibawa ke surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya,“Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya” (QS. Az-Zumar: 73)