Silaturrahmi berasal dari bahasa Arab صلة الرحم, artinya hubungan kasih sayang. Secara terminologi berarti hubungan horizontal antar sesama manusia yang berlandaskan kasih sayang serta bersumberkan dari sifat Allah Swt. الرحيم , الرحمن. Dalam implementasinya biasa disebut rahmat. Dengan demikian silaturrahmi adalah hubungan yang tidak mengandung unsur pamrih dan kepentingan, baik kepentingan pribadi, golongan dan kepentingan duniawi lainnya.
Menurut Syekh Musthafa Masyhur dalam buku Fiqh Dakwah, silaturrahmi harus didasari dengan iman dan ukhuwah islamiyah. Dalam salah satu hadits Rasulullah Saw. menjelaskan sebagai berikut:
من كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليصل رحمه (متفقن عليه)
Artinya: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat hendaklah ia menyambung dan menghubungkan kasih sayang.
Dalam Islam orang mukmin itu pada dasarnya adalah satu dan bersaudara, tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya dengan alasan apapun. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. sebagai berikut:
انما المؤمنون اخوة فاصلحوا بين اخويكم (الحجرات: 10)
Artinya: Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka perbaikilah olehmu hubungan persaudaraan di antaramu.
Pertemuan dan persaudaraan yang didasari atas iman dan ukhuwah islamiyah tidak akan pernah putus dan berhenti. Sebaliknya teman dan sahabat yang berlatar belakang kepentingan dan pamrih tentu juga akan berakhir ketika kepentingan dan pamrih itu habis pula.
Islam menyuruh umatnay memperbanyak silaturrahmi dengan siapapun dan dimanapun. Sebab dalam kehidupan keseharian, setiap individu selalu membutuhkan orang lain dan tidak bisa hidup sendiri. Justru itu kita harus memperbanyak teman dan sahabat dengan tulus dan ikhlas karena Allah. Semua itu akan menyebabkan hidup terasa mudah. Sekalipun manusia selagi masih hidup akan tetap punya masalah, masalah tersebut dengan mudah akan dapat ditemukan jalan keluarnya. Bahkan, bila dalam persahabatan dimaksud seseorang banyak memberikan kontribusi positif, maka ia tetap akan tetap dikenang dalam ingatan (memori) orang banyak, sekalipun ia sudah meninggal dunia.
Pertemuan dan persaudaraan yang didasari atas iman dan ukhuwah islamiyah tidak akan pernah putus dan berhenti. Sebaliknya teman dan sahabat yang berlatar belakang kepentingan dan pamrih tentu juga akan berakhir ketika kepentingan dan pamrih itu habis pula.
Islam menyuruh umatnay memperbanyak silaturrahmi dengan siapapun dan dimanapun. Sebab dalam kehidupan keseharian, setiap individu selalu membutuhkan orang lain dan tidak bisa hidup sendiri. Justru itu kita harus memperbanyak teman dan sahabat dengan tulus dan ikhlas karena Allah. Semua itu akan menyebabkan hidup terasa mudah. Sekalipun manusia selagi masih hidup akan tetap punya masalah, masalah tersebut dengan mudah akan dapat ditemukan jalan keluarnya. Bahkan, bila dalam persahabatan dimaksud seseorang banyak memberikan kontribusi positif, maka ia tetap akan tetap dikenang dalam ingatan (memori) orang banyak, sekalipun ia sudah meninggal dunia.
Rasulullah Saw. bersabda:
من احب ان يـبسط له فى رزقه وينسأ له فى اثره فليصل رحمه (متفقن عليه)
Artinya: Siapa yang ingin dimudahkan rezkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia memperbanyak melakukan silaturrahmi.
Dalam menjaga dan melestarikan persahabatan, Islam memberikan beberapa petunjuk, antara lain:
Dalam menjaga dan melestarikan persahabatan, Islam memberikan beberapa petunjuk, antara lain:
1. Saling menghormati dan menghargai
Suasana antara kita harus bersifat saling menghormati dan menghargai, tidak boleh saling menyombongkan diri dan mencari-cari kelemahan teman dan sahabat. Penghormatan dan penghargaan itu didasarkan pada keikhlasan semata-mata karena Allah Swt. Antara pribadi yang satu dengan yang lainnya harus sama-sama menyadari bahwa memelihara suasana demikian merupakan ibadah guna mendekatkan diri kepada Allah Swt.
ارحموا من فى الارض يرحمكم من فى السماء
Sayangilah yang di bumi, maka yang di langit akan menyayangimu.
2. Saling mempercayai dan berbaik sangka
Suasana saling mempercayai, tidak saling mencurigai dan selalu berbaik sangka antara sesama merupakan persoalan asasi untuk memastikan kebaikan dalam kebersamaan. Suasana ini tentu akan melahirkan iklim kerjasama yang baik dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari. Sebagaimana Allah Swt. berfirman:
2. Saling mempercayai dan berbaik sangka
Suasana saling mempercayai, tidak saling mencurigai dan selalu berbaik sangka antara sesama merupakan persoalan asasi untuk memastikan kebaikan dalam kebersamaan. Suasana ini tentu akan melahirkan iklim kerjasama yang baik dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari. Sebagaimana Allah Swt. berfirman:
يأيها الذين امنوا إجـتـنبوا كثيرا من الظن ان بعض الظن اثم (الحجرات : 12)
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa.
3. Saling menasehati
Kita adalah manusia yang mempunyai kekurangan dan kelebihan. Sesama kita wajib saling menasehati tentang kebenaran (dengan cara yang benar dan waktu yang tepat) dan saling menasehati tentang kesabaran. Bila tidak demikian tentu manusia akan terjerumus ke dalam kesesatan (kerugian). Firman Allah Swt.:
وتواصو بالحق وتواصو بالصبر
Artinya: Dan hendaklah kamu saling menasehati tentang kebenaran dan saling menasehati tentang kesabaran.
Sebuah hadits yang sangat populer menjelaskan bahwa “agama itu adalah nasehat”. Sehubungan dengan itu kita perlu memelihara dan menjaga adab memberi nasehat, ketepatan memilih suasana dan waktu serta cara yang baik dalam memberi nasehat.
Panduan dalam memberi nasehat dapat dikemukakan sebagai berikut:
- Berikanlah nasehat dalam bentuk yang paling baik dan terimalah nasehat dengan hati yang terbuka (lapang).
- Barang siapa yang menasehati saudaranya secara diam-diam, berarti dia telah memperbaiki sekaligus menghormatinya. Barang siapa yang memberi nasehat dengan terang-terangan di hadapan orang banyak, maka berarti dia telah menghinanya.
4. Saling mencintai
Cinta karena Allah merupakan dasar utama dari persaudaraan. Cinta harus diwujudkan di dalam setiap pribadi karena ia merupakan persoalan mendasar dalam bangunan persaudaraan. Rasa cinta dan kasih sayang antar sesama harus selalu dikembangkan dengan cara:
- Membudayakan salam
- Perkataan dan tutur kata yang lemah-lembut
- Membersihkan hati dari sifat-sifat tercela
- Mudah senyum dan ramah
- Saling mengunjungi
- Saling memaafkan
Dari beberapa uraian tentang memperbanyak silaturrahmi sebagaimana dikemukakan, maka dapat diambil sebuah catatan penting bahwa silaturrahmi merupakan intisari ajaran Islam yang dapat menjadi dasar kokohnya bangunan ukhuwah islamiyah. Oleh karena itu sebagai seorang muslim kita wajib mempertautkan hubungan silaturrahmi yang didasarkan atas cinta dan kasih sayang karena Allah Swt.
Wallahu a’lam bissawab