Walau diri sendiri belum sempurna dalam memperbaiki diri, namun keinginan untuk mengingatkan kepada yang lain untuk segera mengingat perintah Allah dan ajaran Nabi Muhammad saw selalu ada. Bukan karena sok tahu dan bukan juga lebih pintar. Tetapi karena kasih sayang yang tidak ingin saudaranya tersesat dan lambat laun melupakan tujuan kita diciptakan, iya sekedar mengingatkan selebihnya Allah-lah yang akan memberikan petunjuknya. Karena memang diri ini juga belum sempurna dihadapanNya.
“….Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. .."(QS 74. Al Muddatstsir : 31)
Ketika hikmah tercurah di dalam hati, ketika makna menyentuh jiwa, tatkala kesadaran datang menegur diri di saat itulah diri ini ingin segera berbagi. Tak jarang susunan kata membentuk kalimat bermakna dan peringatan yang kutuliskan dalam "sms" (pesan pendek) dan selanjutnya kukirimkan kepada sanak saudara dan kerabat. Hanya berharap semua orang bisa merasakan pelajaran yang kudapatkan, dan bisa mendapatkan hikmah serta mendapatkan ketentraman yang sama
Namun kebanyakan peringatan-peringatan dan nasehat-nasehat itu berlalu seperti angin. Tak sedikit berita terdengarkan bahwa perbuatan-perbuatan maksiat, lupa kepada Allah, meninggalkan kewajiban masih mengisi kesehariannya. Walau tak sedikit ada juga telah memberikan kesadaran setelah membaca pesan singkat tersebut..tapi wallahualam.. hanya Allah yang tahu.
Mencoba mencuplik perkataan nabi Nuh kepada umatnya yang zalim yang dituangkan dalam Al Quran .
Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku jika aku hendak memberi nasehat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS 11 Huud:34)
Setelah itu diri ini mencoba merenungi apa yang telah dilakukan selama ini, mencoba mengevaluasi diri sendiri. Ketika mengikuti pengajian, mendengarkan ceramah, membaca buku di saat itulah kesadaran muncul secara spontan, semangat (ghiroh) memperbaiki diri meningkat. Mungkin kondisi dimana jiwa sedang berserah diri, ikhlas melepaskan waktu untuk dunia membuat diri ini bisa menerima nasehat-nasehat itu dan membangkitkan semangat untuk melakukannya. Namun coba lihat setelah waktu berjalan dan berlalu tatkala kembali ke urusan duni, hati kembali mengeras dan lupa.
Mungkin kondisi-kondisi di atas dialami setiap orang. Ada kadangkala orang melakukan kelalaian ntah karena memang sudah menjadi tabiatnya, tetapi pada saat yang sama nasehat-nasehat itu masih mempengaruhinya untuk berbuat baik. Ada kalimat bijak yang mengatakan orang-orang seperti itu laksana cabang-cabang pohon yang ditiup angin, namun bagi orang-orang yang tidak terpengaruh dengan nasehat-nasehat agama yang diberikan kepadanya dan dia hanya mendengar orang itu laksana batu-batu yang diam.
Namun setelah membaca surat QS 11 Huud ayat 34 jangan berputus asa, tetaplah perbaiki diri kita dan tetaplah semangat memberikan peringatan dan nasehat kepada orang lain karena kasih sayang kita dan berharap nasehat itu juga sebagai pengingat bagi diri kita khususnya. Dan paling tidak perbaiki tingkah laku kita, akhlak kita semoga menjadi asbab hidayah bagi orang lain…insyaAllah.
“….Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. .."(QS 74. Al Muddatstsir : 31)
Ketika hikmah tercurah di dalam hati, ketika makna menyentuh jiwa, tatkala kesadaran datang menegur diri di saat itulah diri ini ingin segera berbagi. Tak jarang susunan kata membentuk kalimat bermakna dan peringatan yang kutuliskan dalam "sms" (pesan pendek) dan selanjutnya kukirimkan kepada sanak saudara dan kerabat. Hanya berharap semua orang bisa merasakan pelajaran yang kudapatkan, dan bisa mendapatkan hikmah serta mendapatkan ketentraman yang sama
Namun kebanyakan peringatan-peringatan dan nasehat-nasehat itu berlalu seperti angin. Tak sedikit berita terdengarkan bahwa perbuatan-perbuatan maksiat, lupa kepada Allah, meninggalkan kewajiban masih mengisi kesehariannya. Walau tak sedikit ada juga telah memberikan kesadaran setelah membaca pesan singkat tersebut..tapi wallahualam.. hanya Allah yang tahu.
Mencoba mencuplik perkataan nabi Nuh kepada umatnya yang zalim yang dituangkan dalam Al Quran .
Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku jika aku hendak memberi nasehat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS 11 Huud:34)
Setelah itu diri ini mencoba merenungi apa yang telah dilakukan selama ini, mencoba mengevaluasi diri sendiri. Ketika mengikuti pengajian, mendengarkan ceramah, membaca buku di saat itulah kesadaran muncul secara spontan, semangat (ghiroh) memperbaiki diri meningkat. Mungkin kondisi dimana jiwa sedang berserah diri, ikhlas melepaskan waktu untuk dunia membuat diri ini bisa menerima nasehat-nasehat itu dan membangkitkan semangat untuk melakukannya. Namun coba lihat setelah waktu berjalan dan berlalu tatkala kembali ke urusan duni, hati kembali mengeras dan lupa.
Mungkin kondisi-kondisi di atas dialami setiap orang. Ada kadangkala orang melakukan kelalaian ntah karena memang sudah menjadi tabiatnya, tetapi pada saat yang sama nasehat-nasehat itu masih mempengaruhinya untuk berbuat baik. Ada kalimat bijak yang mengatakan orang-orang seperti itu laksana cabang-cabang pohon yang ditiup angin, namun bagi orang-orang yang tidak terpengaruh dengan nasehat-nasehat agama yang diberikan kepadanya dan dia hanya mendengar orang itu laksana batu-batu yang diam.
Namun setelah membaca surat QS 11 Huud ayat 34 jangan berputus asa, tetaplah perbaiki diri kita dan tetaplah semangat memberikan peringatan dan nasehat kepada orang lain karena kasih sayang kita dan berharap nasehat itu juga sebagai pengingat bagi diri kita khususnya. Dan paling tidak perbaiki tingkah laku kita, akhlak kita semoga menjadi asbab hidayah bagi orang lain…insyaAllah.