Wahai menantuku….!
Aku hanyalah seorang ibu yg berbicara atas nama diriku sendiri, dg melihat putriku sebagai istrimu & engkau sebagai menantuku.
Bila engkau membaca pesan ini, semoga engkau melihat pula bayangan wajah ibumu yg telah mengandung & melahirkanmu, berdiri bersamaku tepat di hadapanmu.
Wahai menantuku…!
Engkau imam dunia akhirat untuk putriku. Bukankah engkau juga akan membawanya hingga ke baqa & memberinya satu tiket ke surga..?
Wahai menantuku…!
Bila ada kelemahan dari istrimu & seribu lagi keburukan yg dilakukannya akibat kelemahan & juga karena kekurangan darinya, itu menjadi tugasmu untuk mendidiknya sekarang, dan bukan lagi tugasku.
Diajarkan kepadamu oleh Nabi SAW bahwa seorang suami tak boleh membiarkan mata istrinya basah walau hanya serupa tetesan embun dini hari. Bukankah engkau sebagai suaminya yg harus melindunginya dg rasa tentram & aman? Maka berikanlah keteduhan bagi jiwanya.
Engkau suami yg dipilih Allah untuk putriku, bersabarlah terhadap istrimu & tetaplah bersikap lemah lembut padanya.
Bukankah engkau menikahinya atas nama Allah SWT…? Maka sayangi & peliharalah istrimu dg jalan Allah.
Wahai menantuku…!
Sebagian besar penghuni neraka adalah perempuan & itu disebabkan mereka durhaka terhadap suaminya, maka selamatkanlah istrimu dari dosa yg lebih besar. Bukankah nantipun engkau akan ditanya tentang tanggung jawab bagamana kau mengurusnya & menjaga jalan surga untuk bisa dilalui oleh yg harus kau bawa serta..? Dan pertanyaan itu akan ditujukan padamu, bukan padaku.
Wahai menantuku…!
Engkau diijinkan menghukum istrimu sewajarnya, namun janganlah mengenai wajahnya & jangan pula menyentuh tubuhnya hingga meninggalkan jejak luka. Janganlah menghardiknya dg kata kasar & umpatan yg merendahkan seolah engkau turut menistakan dirimu sendiri, sebab ia itu pakaianmu.
Wahai menantuku…!
Aku titipkan putriku padamu, buatlah dia tersenyum menuju surga atas tiket darimu….!
Aku hanyalah seorang ibu yg berbicara atas nama diriku sendiri, dg melihat putriku sebagai istrimu & engkau sebagai menantuku.
Bila engkau membaca pesan ini, semoga engkau melihat pula bayangan wajah ibumu yg telah mengandung & melahirkanmu, berdiri bersamaku tepat di hadapanmu.
Wahai menantuku…!
Engkau imam dunia akhirat untuk putriku. Bukankah engkau juga akan membawanya hingga ke baqa & memberinya satu tiket ke surga..?
Wahai menantuku…!
Bila ada kelemahan dari istrimu & seribu lagi keburukan yg dilakukannya akibat kelemahan & juga karena kekurangan darinya, itu menjadi tugasmu untuk mendidiknya sekarang, dan bukan lagi tugasku.
Diajarkan kepadamu oleh Nabi SAW bahwa seorang suami tak boleh membiarkan mata istrinya basah walau hanya serupa tetesan embun dini hari. Bukankah engkau sebagai suaminya yg harus melindunginya dg rasa tentram & aman? Maka berikanlah keteduhan bagi jiwanya.
Engkau suami yg dipilih Allah untuk putriku, bersabarlah terhadap istrimu & tetaplah bersikap lemah lembut padanya.
Bukankah engkau menikahinya atas nama Allah SWT…? Maka sayangi & peliharalah istrimu dg jalan Allah.
Wahai menantuku…!
Sebagian besar penghuni neraka adalah perempuan & itu disebabkan mereka durhaka terhadap suaminya, maka selamatkanlah istrimu dari dosa yg lebih besar. Bukankah nantipun engkau akan ditanya tentang tanggung jawab bagamana kau mengurusnya & menjaga jalan surga untuk bisa dilalui oleh yg harus kau bawa serta..? Dan pertanyaan itu akan ditujukan padamu, bukan padaku.
Wahai menantuku…!
Engkau diijinkan menghukum istrimu sewajarnya, namun janganlah mengenai wajahnya & jangan pula menyentuh tubuhnya hingga meninggalkan jejak luka. Janganlah menghardiknya dg kata kasar & umpatan yg merendahkan seolah engkau turut menistakan dirimu sendiri, sebab ia itu pakaianmu.
Wahai menantuku…!