Sami‘allahu liman hamidah (namun pada pengerjaan shalat berjama’ah, lafal ini tidak di ucapkan)dan di lanjutkan membaca :
Rabbanaa walakal hamduyang artinya : “Tuhan kami, dan untuk-Mulah segala pujian.”
Nabi Muhammad SAW juga pernah melafalkan
Rabbana walakal hamdu mil ussamaawaati wamil ul ardhi wamil umaa syi’ta min syai in ba’duyang artinya :
“Tuhan kami, dan untuk-Mulah segala pujian yang memenuhi langit, bumi serta apa saja yang Engkau kehendaki dari segala sesuatu setelahnya².”
dan terkadang membaca
Ahluts tsanaa i walmajdi, ahaqqu maa qoolal ‘abdu wa kulluna laka ‘abdun, laa maani’a lima a’thoita, wallaa mu’thia limaa mana’ta, walaa yanfa’u dzal jaddi minkal jadduyang artinya :
“Tuhan pemilik pujian dan sanjungan. Yang paling berhak dikatakan oleh seorang hamba –dan setiap kami menghamba kepada-Mu-: ‘Tidak ada yang dapat mencegah apapun yang Engkau beri, dan tidak ada yang dapat memberi apapun yang Engkau cegah, tidak bermanfaat kekayaan dan kekuasaan pemiliknya untuk dapat menyelamatkan dirinya dari-Mu.”
namun dalam pelaksanaan shalat berjama’ah, saat imam mengucapkan ’sami’allahu liman hamidah‘, maka makmum mengucapkan ’rabbana walakal hamdu‘.