Ummat Nabi SAW

ALHAMDULILLAH, kita umat Nabi, umat yang satu, umat yang terbaik, yang dilahirkan di tengah-tengah manusia yang mempunyai tanggung jawab amar ma’ruf nahi mungkar.

MASYA ALLAH, kita umat Nabi, umat yang satu, umat yang terbaik yang berlandaskan kasih sayang terhadap umat yang tumbuh dengan pengorbanan jiwa dan raga, deraian air mata, dan tetesan darah para shuhada.

ASTAGHFIRULLAH, kita umat Nabi, umat yang satu, umat yang tebaik yang sekarang sedang terpecah-belah karena tinggalkan dakwah secara sunnah.

INSYA ALLAH, kita umat Nabi, umat yang satu umat yang terbaik akan mengalami kejayaan agama sebagaimana di zaman Nabi Muhammad dan para shahabatnya yang mana laki2nya berbondong-bondong memakmurkan masjid, keluar di jalan Allah. Para wanitanya menutup aurat secara sempurna, mendorong laki2nya untuk memperjuangkan agama, mendidik anak2 mereka untuk menjadi anak2 yang sholeh dan sholehah, alim alimah, hafidz hafidzah, abid abidah, da’i da’iyyah. Kapan ini akan terjadi??? Bila umat mendahulukan 3 perkara, membelakangkan 8 perkara dan menafikan 5 perkara.
Mengutamakan :
  1. Perintah Allah 
  2. Sunnah Rasulullah 
  3. Jihad
Membelakangkan :
  1. Bapak
  2. Anak
  3. Saudara
  4. Istri
  5. keluarga (organisasi)
  6. harta
  7. Bisnis, dan Rumah.
Menafikan :
  1. Suku
  2. Bangsa
  3. Bahasa
  4. Warna kulit
  5. Profesi / kedudukan

Wahai umat Nabi jadikanlah dakwah sebagai maksud hidup dengan 6 keyakinan :

  1. Dakwah Perintah Allah 
  2. Dakwah Sunnah Rasulullah 
  3. Dakwah menuju Ridho Allah 
  4. Di dalam dakwah ada Jaminan Allah
  5. Di dalam dakwah ada Janji Allah
  6. Di dalam dakwah ada Nushratullah
Read More...
Share/Bookmark

Alloh SWT menyembunyikan 6 perkara didalam 6 perkara/keadaan

Dari umar rhu, Sesungguhnya Alloh Ta’ala menyembunyikan 6 perkara di dalam 6 perkara/keadaan:
  • Alloh menyembunyikan ridhoNya didalam suatu ketaatan, diantara berbagai ketaatan, agar manusia bersungguh-sungguh di seluruh perbuatan ketaatan, dengan harapan bertemu dengan keridhoaan Alloh Ta’ala
Maka tidak diperbolehkan bagi kita meremehkan suatu perbuatan taat, walaupun sangat kecil, karena sesungguhnya bisa jadi keridhoaan Alloh Ta’ala ada pada ketaatan kecil itu.
  • Alloh menyembunyikan marah-Nya didalam suatu maksiat, diantara berbagai perbuatan maksiat, agar manusia menjauihinya, karena khawatir terjerumus didalamnya.
Maka seseorang tidak diperbolehkan meremehkan maksiat, meskipun sangat halus, karena sesungguhnya ia tidak tahu bahwasanya kadangkala didalam perbuatan itu terdapat kemarahan Alloh Ta’ala.
  • Alloh menyembunyikan lailatul qodar didalam bulan romadhon, agar manusia bersungguh-sungguh dalam menghidupkan seluruh bulan romadhon dengan beribadah. Karena sesungguhnya ganjaran ibadah sunnah sama seperti ganjaran ibadah fardhu di bulan lain, sebagaimana sisebutkan dalam hadits.
Bahkan Syeikh An Nakho’i berpendapat: “ satu rokaat di bulan romadhon itu lebih utama dibandingkan seribu rokaat di bulan lainnya, dan satu ucapan tasbih di bulan romadhon itu lebih utama dibandingkan seribu tasbih di bulan lain”

Dan agar mereka bersungguh-sungguh menghidupkan malam-malam bulan romadhon dengan harapan mereka akan berjumpa lailatul qodar. Karena malam itu lebih baik dari seribu bulan, yaitu 83 tahun 4 bulan.

Di dalam hadits Imam thobroni, secara marfu’ sampai kepada rasulullah saw, disebutkan: “ Sesungguhnya orang yang berzina di bulan romadhon atau meminum minuman keras, maka akan dilaknat oleh Alloh dan makhluk yang ada dilangit sampai datang bulan romadhon yang sama dari putaran tahun kedua”.

Karena sesungguhnya orang yang mati sebelum ia menemui bulan romadhon, maka ia tidak mempunyai kebaikan disisi Alloh, yang dapat membuatnya takut neraka. Karena itu bertakwalah kepada Alloh di bulan romadhon, karena sesungguhnya segala kebaikan dilipat gandakan di bulan itu, sesuatu yang tidak dapat dilipat gandakan di bulan lainnya, dan begitu pula berbagai kejelekan.
  • Alloh menyembunyikan para wali-Nya di tengah-tengah manusia
Supaya mereka tidak meremehkan seorangpun diantara mereka, dan supaya mereka mencari doa dari sebagian mereka dengan harapan akan berjumpa dengan seorang wali. Maka tidak boleh seseorang meremehkan seorang manusia, karena sesungguhnya ia tidak tahu, bisa jadi orang itu termasuk wali-wali Alloh Ta’ala.
  • Alloh menyembunyikan kematian di dalam umur, maka selayaknya saat seperti ini bagi setiap orang hendaknya mempersiapkan kematian di setiap waktu dengan berbagai ibadah, karena terkadang kematian datang dengan tiba-tiba
  • Alloh menyembunyikan sholat wushto, yakni yang paling utama di dalam seluruh sholat, yakni sholat 5 waktu, agar manusia sungguh-sungguh memperhatikannya di seluruh sholat.
Dan Alloh menyembunyikan namaNya yang agung didalam semua nama-Nya, agar manusia bersungguh-sungguh di dalam berdoa dengan semua namaNya, dengan harapan mereka bisa menjumpaiNya

Dan Alloh menyembunyikan saat terkabulnya doa di hari jumat, agar manusia bersungguh-sungguh berdoa di hari itu.

Dan Alloh menyembunyikan As Sab’ul Matsani (Tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang) di dalam sejumlah surat Alquran, agar manusia bersungguh-sungguh di dalam membaca seluruh surat al quran.


(Diambil dari kitab Nashoihul Ibad, Syaikh Nawawi Albantani)
Read More...
Share/Bookmark

Bantu Agama Allah Atau Bantu Muslim

Ada dua kiat menghadirkan Nusrotullah karena tidak ada satupun yang bisa kita selesaikan tanpa pertolongan Allah SWT. Bahkan Nabi SAW menganjurkan kepada kita untuk memperbanyak dzikir bacaan “La Haula Wala Quwwata Illa Billah” (tidak ada kekuatan selain kekuatan Allah). Ini maksudnya apa ? Maksudnya adalah tidak ada satu kekuatan kita untuk melakukan ketaatan ataupun menghindari kemaksiatan selain dari pertolongan Allah. Begitupula kita sebagai hamba yang sangat berhajat kepada pertolongan Allah diwajibkan atas kita membaca doa sebanyak 17 kali dalam satu hari “Iyyakana Budu wa Iyyaka nashta’in” (Kepadamulah aku menyembah dan memohon pertolongan).

Allah menjanjikan kepada siapa Nusrotullah / pertolongan Allah akan diberi :

1. Firman Allah SWT : Intansurrulloha yansurkum :
“Barangsiapa membantu agama Allah pasti Allah akan membantu kalian”

2. Sabda Nabi SAW : Wallahu fi ainil abdi makana abduhu fi aunil akhi :
“Allah akan membantu seorang hamba selama hambanya membantu saudaranya tersebut.”

Ada 2 kerja yang bisa mendatangkan pertolongan Allah tersebut :
  1. Membantu Agama Allah 
  2. Membantu Saudara Kita
Waktu Ijtima di Pakistan, datanglah seorang pemain kricket yang terkenal diantara negara-negara commonwealth (jajahan ingris), namanya Imron. Pemain kaya karena hasil olah raganya. Imran ini pergi menghadap Maulana Saad, sampai akhirnya ditasykil oleh Maulana Saad untuk pergi di jalan Allah. Namun si pemain cricket ini mengatakan bahwa dia tidak punya waktu dikarenakan kesibukannya. Sebaliknya dia mengatakan bahwa walaupun dia tidak mempunyai waktu tapi dia sudah banyak menyisihkan hartanya di sedekahkan untuk pembangunan mesjid, madrasah, dan panti asuhan yatim piatu, dsb. Jadi dia merasa harta yang dia dapatkan sudah dia sisihkan untuk kebaikan umat islam. Lalu apa jawaban dari Maulana Saad :
“Wahai Imron kamu sudah berbuat membantu umat Islam tapi kamu belum membantu agama islam.”

Ini beda antara membantu umat Islam dan membantu agama Islam, contohnya :
  1. Panti Asuhan Yatim Piatu ini dibangun untuk memelihara ummat islam 
  2. Mesjid dibuat bagus2, pasang kipas, kasih karpet ini agar umat islam nyaman ibadahnya. Padahal Masjid Nabi SAW sendiri cuman terbuat dari pelepah kurma dan pasir tidak ada kipas dan karpet. Sebenarnya tanpa mesjidpun kita bisa sholat. Di Sudan mesjid cuman dipatok dengan batu. Untuk apa ada mesjid ini untuk Ummat islam. 
  3. Madrasah dibangun agar bisa memberi kenyamanan bagi ummat islam untuk belajar.
Dijaman Nabi SAW mereka belajar dibawah-bahan pohon tidak ada madrasah di jaman Nabi SAW.

Inilah yang menjadi pertanyaan bagi Maulana Saad :
“Kamu memang sudah membantu umat Islam namun apa yang sudah kamu kerjakan untuk agama Islam ?”

Mendapatkan pertanyaan seperti ini si Imron ini terkejut, karena baru kali ini ada ulama yang bertanya seperti itu. Sekarang banyak orang yang sudah merasa membantu agama Islam padahal belum, ini dikarenakan yang mereka lakukan adalah untuk membantu umat Islam, bukan agama Islam. Kita tidak boleh menafikan apa yang orang sudah lakukan untuk umat Islam, karena semuanya juga berpahala jika dilakukan. Dari membangun masjid, madrasah, panti asuhan, semuanya ini akan mendatangkan pahala.

Namun janji Allah adalah “Barangsiapa membantu agama Allah maka Allah akan bantu dia” Janji Allah yang pertama ini adalah bagi yang membantu agama Allah baru Allah akan bantu kita. Bagaimana membantu agama Allah ini adalah dengan dakwah yaitu berangkat 3 hari, 40 hari, dan 4 bulan fissabillillah, dengan harta dan diri sendiri.

Kita berkumpul disini dari seluruh propinsi untuk memikirkan kepentingan dakwah atau agama. Kita berkumpul disini tidak untuk bermusyawarah memikirkan bagaimana membangun masjid, ataupun membangun madrasah, ataupun membangun panti asuhan, ataupun kita angkat senjata untuk membantu teman kita berperang di sana, tidak ini bukan tujuan kita bermusyawarah di sini. Itu nanti musyawarah lain. Tapi yang kita pikirkan disini adalah membantu agama Allah yaitu bagaimana agama wujud, agama dapat tersebar, dan rombongan-rombongan dakwah dapat diberangkatkan.

Untuk memahami ini jangankan kita diantara para sahabatpun juga terjadi perbedaan yang cukup menyolok untuk memahami perkara ini. Terjadi perbedaan yang keras antara satu orang sahabat melawan argument seluruh sahabat. Apalagi kita-kita ini yang berusaha untuk memahami. Menjelang Nabi SAW meninggal dunia satu hari sebelumnya Nabi SAW memberikan bayan hidayah kepada rombongan Usamah bin Zaid RA untuk menghadapi tentara Romawi yang akan menyerang kota Madinah. Berangkat petang itu juga, sebelumnya berkemah di tempat namanya al jurk. Namun keesokan harinya Nabi SAW wafat. Atas permintaan Ummu Aiman, ibu daripada Usamah, maka rombongan di tarik balik untuk menghadiri pemakaman Nabi SAW. Setelah Khalifah baru diangkat 3 hari setelah Nabi SAW meninggal, terdengar kabar bahwa :
  1. Pasukan Romawi di perbatasan sudah siap untuk menyerang 
  2. Nabi Palsu dengan bala tentaranya 40.000 orang juga akan menyerang Madinah. 
  3. Orang Munafiq mulai menentang kebijakan2 yang ada 
  4. Orang yahudi mulai menghasut di dalam kota Madinah 
  5. Munculnya banyak orang murtad sebanyak 100.000 orang (padahal ulama2 besar dan sahabat2 masih ada) 
  6. Orang tidak mau membayar zakat

Apa keputusan Abu Bakar RA sebagai khalifah baru yaitu :
  1. Rombongan Usamah RA segera diberangkatkan untuk menghadapi Romawi 
  2. Menyiapkan Rombongan Khalid bin walid dan Wahsyi untuk menghadapi Nabi palsu.
  3. Memerintahkan Umar RA membawa rombongan bergerak sekeliling Madinah. Sehingga yang tertinggal hanya Abu Bakar RA sendiri di Madinah tanpa penjagaan. Para sahabat bingung, karena kok aneh betul ini caranya. Pemikiran para sahabat RA, kalau Madinah kosong, nanti bisa dibunuh istri2 Nabi SAW, bayi-bayi juga juga bisa dibunuh, serigala-serigala yang biasa datang di malam hari bisa memakan mayat-mayat mereka nanti. Maka mereka semua tidak paham perintah amirul mukminin, di otak mereka kita harus mempertahankan Madinah bukan membahayakannya. Tapi apa kata Abu Bakar RA, “Tidak, saya tidak akan merubah daripada perintah Rasullullah SAW, Usamah tetap harus berangkat.” Inilah perbedaan yang terjadi diantara sahabat RA. Mayoritas sahabat RA ini yakin dengan hidupnya umat islam ini yaitu umatnya dijaga, istri2 Nabi SAW dijaga, bayi2 penerus generasi dijaga, maka Islam akan mudah dikembangkan dan Islam pasti akan terpelihara. Tapi Abu Bakar RA justru pemikirannya berbeda. Abu Bakar RA berkeyakinan jika Islam ini di jaga maka umat Islam akan terjaga, tetapi para Sahabat RA berpikir jika umat islam dijaga maka islam akan terpelihara.

Note dari Penulis :

Ketika itu yang orang-orang fikirkan adalah keselamatan orang-orang islamnya, padahal yang harus dirisaukan adalah bagaimana menyelamatkan agamanya terlebih dahulu. Begitupula yang dilakukan Nabi SAW ketika perang Badr, bahkan sampai Nabi SAW berdoa untuk kemenangan karena jika umat islam hancur di peperangan Badr ini maka habislah islam dari muka bumi. Inilah yang difikirkan Abu Bakar RA yaitu mengirimkan seluruh rombongan untuk menyelamatkan islam. Inilah perbedaan fikir yang mencolok antara satu orang sahabat ini melawan fikir sahabat-sahabat yang lain. Disini ada perbedaan pendapat diantara sahabat yang dapat menjadi pelajaran bagi kita semuanya.

Abu Bakar RA menyelesaikan masalah dengan menggunakan 2 prinsip :
  • Prinsip Taqwa :
“Saya tidak rela agama berkurang di jaman kekhalifahan saya ini walaupun itu hanya seutas tali yang mengikat di leher hewan qurban.”
Takwa ini maksudnya adalah Sempurna Amal. Jadi atas dasar prinsip ini, Abu Bakar RA tidak rela dijamannya agama ini berkurang sedikitpun walaupun itu hanya seutas tali yang mengikat leher hewan korban. Fikirnya Abu Bakar RA ini adalah bagaimana agama dapat sempurna diamalkan oleh umat islam ketika itu. Inilah prinsip yang digunakan untuk menghadapi orang-orang islam yang tidak mau membayar zakat. Jadi mereka diancam akan diberantas jika mereka tidak mau membayar zakat.
  • Prinsip Tawakkal :
“Keluarkan semua laki-laki untuk pergi di jalan Allah. Nanti biar Allah yang menjaga Ummul mukminin, keluarga nabi,bayi-bayi, dan wanita-wanita di madinah.”
Abu Bakar RA lebih rela melihat keluarga Nabi dalam bahaya, dibanding harus melihat agama dalam bahaya. Jadi bagi Abu Bakar RA, derajat Agama ini lebih utama dibanding keluarga Nabi SAW dan ummat islam itu sendiri. Ini sama dengan percakapan Nabi SAW dengan jibril. Ketika itu Jibril AS bertanya kepada Nabi Saw,”wahai Muhammad lebih mulia mana aku atau dirimu ?” Nabi Muhammad Saw menjawab, “Lebih mulia aku karena engkau diutus untuk aku.” Benar kata jibril, lalu jibril bertanya lagi, “Lebih mulia mana engkau atau agama islam ?”, Nabi Saw menjawab, “Lebih mulia islam, karena aku ditus untuk islam.” Agama lebih penting untuk diselamatkan dibandingkan ummat itu sendiri. Abu Bakar RA, mengirimkan semua laki-laki keluar dijalan Allah dan berserah diri kepada Allah atas keadaan di Madinah inilah Tawakkalnya Abu Bakar RA. Prinsip ini yang digunakan untuk menghadapi orang murtad, nabi palsu, dan musuh islam yang mau menyerang madinah dari luar.
Bahkan Umar RA yang terkenal pemberani karena perbedaan pendapat ini, dimarahi oleh Abu Bakar RA. “Wahai Umar RA, kenapa kamu menjadi seorang pemberani seperti ketika masih kafir dan sekarang setelah dalam islam kamu menjadi seperti seorang pengecut.” Maka digebuk umar oleh Abu Bakar RA. Jika Umar RA seorang pemberani berpikir seperti seorang pengecut bagaimana jadinya dengan yang lain, akan makin banyak pengecut2 yang lain.

Note Mubayin :

Percuma jadi karkun, sebelum jadi karkun kelihatan berani, tapi setelah jadi karkun lebih banyak pembenarannya : “Kita harus hikmah” katanya. Ini pengecut namanya.
Marah ketika itu Abu Bakar RA melihat Umar “Apa kamu ini umar pemberani dijaman Jahiliah tetapi pengecut dijaman Islam”. Jika Umar seperti ini bagaimana sahabat2 RA yang lain menyikapinya. Abu Bakar RA tidak ingin Umar RA menjadi seorang pengecut. Digampar ketika itu Umar RA oleh Abu Bakar RA. Namun karena tempelengan Abu Bakar RA ini berdasarkan Taqwa, tiba-tiba terhenyak Umar RA seperti orang baru terjaga dari mimpi. Umar RA dari tempelengan tersebut seakan-akan melihat cahaya, Umar tersentak dan berkata,“benar engkau wahai Abu Bakar”, langsung pergi dia dengan rombongannya.
Ketika Islam dijaga, maka pertolongan Allah akan datang :
  1. Pasukan Romawi mengundurkan diri 
  2. Nabi Palsu bisa dibunuh oleh wahsyi ( dengan lembing yg sama membunuh paman Nabi SAW) ketika itu Wahsyi sujud syukur karena bisa membayar dosa dengan lembing yang sama. 
  3. Begitulah Wahsyi dengan kebanggaan dapat membayar dengan lembing yang sama membunuh orang yang paling Nabi SAW cintai yaitu Hamzah RA, dia juga membunuh orang yang dibenci Nabi SAW yaitu Nabi Palsu, Usamah Al Kahzab laknatullah alaih. Maka kita juga harus seperti itu, dulu sebelum jadi karkun suka main judi dan mabuk-mabukan, maka setelah jadi karkun kita datang ke tempat yang sama ajak teman-teman yang dulu kepada Allah. Kita harus berani dan dan bangga seperti wahsyi menebus kesalahannya yang dulu. Jangan seperti orang yang dulu berani sebelum ikut dakwah, kelahi dimana-mana buat kebathilan, sekarang setelah jadi karkun malah loyo alasannya “Hikmah”. Ini percuma jadi karkun.
Jadi ketika Pasukan Usamah berangkat untuk menghadang, rombongan Khalid dan Wahsyi juga berangkat, lalu rombongan Umar RA keliling Madinah, apa yang terjadi ? pasukan Romawi ketakutan, mereka berpikir andaikata sedemikian banyak rombongan yang diberangkatkan berarti yang didalam kota madinah lebih banyak lagi. Akhirnya pasukan Romawi tidak berani menyerang Madinah. 

Catatan Penulis :

Disinilah terdapat 2 perbedaan pemikiran dan menyangkut kepada masalah keimanan. Dimana Abu Bakar RA yakin jika semua pergi di jalan Allah, maka nanti Allah akan selesaikan semua masalah : orang murtad, nabi palsu, yang tidak mau bayar zakat, dan pasukan romawi yang sudah siap menyerang. Hanya dalam waktu tempo 3 hari saja setelah semua pergi di jalan Allah akhirnya masalah terselesaikan : Madinah tetap aman, 100.000 orang murtad masuk islam lagi, orang membayar zakat lagi, Nabi palsu dapat ditumpas, dan Pasukan Romawi mundur. Jadi risaunya Abu Bakar RA ini adalah Islamnya atau Agamanya dulu, bukan orang-orang Islamnya. Hari ini ada pemikiran seperti yang terjadi ketika sahabat berbeda pendapat dahulu. Sekarang kebanyakan kita ini risaunya adalah orang-orang islamnya, seperti orang islam ada yang dibunuh, diperkosa, diperangi, hak-haknya dirampas, kekurangan makan, miskin keadaannya, pengungsi-pengungsi, ini boleh saja. Tetapi seharusnya yang lebih penting lagi adalah risau atas islamnya. Akibat islamnya tidak dijaga, sehingga Allah tidak menjaga ummat islam. Ini karena islam itu sendiri sudah diacuhkan oleh orang islam. Kita lihat hari ini orang islam kebanyakan tidak sholat, mesjid kosong. Sholat berjamaah di masjid sudah tidak diacuhkan oleh umat saati ini. Lalu sunnah-sunnah Rasullullah SAW sudah ditinggalkan oleh orang islam, bahkan dianggap aneh bagi yang mengamalkannya. Kehidupan orang islam sudah seperti kehidupan orang yahudi dan nasrani, tidak ada bedanya dengan cara-cara atau kehidupan orang kafir, sulit dibedakan mana yang beriman dan mana yang kafir. Semua kehidupan sunnah Nabi SAW sudah ditinggalkan oleh ummat islam itu sendiri. Tetapi begitu terjadi musibah, semua orang berpikir sama, “Apa dosa saya ? Kenapa ini bisa terjadi, musibah seperti ini ? Kenapa Allah tidak tolong kita ?”. Ummat islam diusir, dibunuh, dijajah, diperkosa hak-haknya, tetapi fikirnya hanya diri mereka sendiri saja (“Apa dosa saya ?”). Padahal jemaah-jemaah dakwah sudah datang mengajak kepada sunnah, kembali kepada amal Nabi SAW, amalkan islam, taat pada perintah Allah.

Walaupun perkara-perkara ini sudah didengar berkali-kali, tetapi tetap saja sama tidak ada peningkatan amal. Ditaskil, diminta untuk keluar di jalan Allah tidak mau, maka itulah akibatnya, musibah banyak datang. Tetapi fikirnya “Apa dosa saya ?”. Islamnya sudah kita tinggalin, kita acuhkan, tetapi ketika musibah tiba-tiba datang tidak terpikir amal-amal kita yang buruk, bahkan bertanya, “Kenapa Allah tinggalkan kita ? kenapa Allah tidak tolong kita?”

Inilah perbedaan antara pergerakan kita dengan pergerakan-pergerakan lainnya. Gerak kita ini adalah gerakan untuk membantu agama Allah. Sedangkan organisasi-organisasi dunia ini kita tidak boleh menafikan perjuangan mereka. Mereka juga bergerak memberikan manfaat untuk membantu umat Islam, sedangkan kita bergerak untuk membantu agama Islam. Kita harus yakin ketika islam kita bantu untuk ditegakkan maka umat islam akan dijaga oleh Allah Swt.

Inilah maksud kedatangan kita kemari dari seluruh propinsi yaitu kita bermusyawarah bagaimana membantu agama Allah :
  1. Kita duduk disini untuk berfikir bersama-sama bagaimana mengeluarkan rombongan sebanyak-banyaknya untuk membantu agama Allah. Kita dengar kargozary, kita bentangkan takazanya, lalu kita siapkan diri kita untuk ambil bagian. Pertolongan Allah akan datang kepada saya ketika saya bantu agama Allah, maka saya keluar berangkat. 
  2. Kita berfikir dan bermusyawarah bagaimana kita membantu saudara kita. Apa yang kita bantu ? keperluan dan kebutuhannya itu baik, tapi yang penting bagaimana kita bisa bantu dia mendekatkan diri kepada Allah. Syekh Abdul Wahab, Masyeikh Pakistan, katakan : ”Orang yang cinta kepada Allah tapi dia tidak mau membantu saudaranya untuk cinta kepada Allah, dan mengusahakan agar bagaimana Allah cinta pada saudaranya tersebut, maka Allah tidak akan cinta kepada dia. Walaupun orang ini adalah seorang ahli dzikir dan ahli ibadah”
Contoh :

Untuk itu kita bantu saudara kita dari daerah-daerah lain. Alhamdullillah saat ini makasar sedang mengalami peningkatan dan kemajuan dalam amalan Dakwah. Justru kalau kawan2 di makasar hanya berpikir untuk daerahnya saja maka Allah tidak akan bantu. Di Manado begitu juga sedang mengalami kemajuan, kalo hanya memikirkan daerah saja tidak mau memikirkan daerah lain, maka pertolongan Allah tidak akan datang ke Menado. Justru Allah akan bantu suatu propinsi jika propinsi itu membantu daripada kerja agama di propinsi yang lain. Allah akan bantu saya kalau saya bantu saudara saya, maka saya akan bantu saudara saya. Begitu juga mengenai musholla saya. Saya ingin mushola saya makmur, maka kita harus bantu mushola2 disekitar tempat saya. Ketika kita dan orang2 maqomi ditempat kita memikirkan bagaimana memakmurkan mushola2 disekitar maqomi kita untuk hidup 5 amalan dan keluar 3 hari ataupun 40 hari, maka Allah akan bantu memakmurkan musholla kita. Begitu juga dengan negara kita, kalu kita ingin maqomi di Indonesia ini maju maka kita harus memikirkan dan mengirimkan rombongan ke negara lain, maka nanti Allah akan bantu maqomi di negara Indonesia ini.
Allah berjanji dalam Al Quran :
 
“Wahai Muhammad Allah tidak akan menyiksa mereka (penduduk kota mekkah) selama engkau masih disana. Ataupun Allah tidak akan menyiksa mereka selama mereka beristighfar.”
  1. Tidak akan disiksa selama masih ada Nabi SAW diantara mereka penduduk tempatan 
  2. Tidak akan disiksa selama masih ada istighfar
Jadi Allah tidak akan mengirimkan bala, musibah, bencana kepada suatu kaum selama masih ada Rasul ditengah-tengah mereka, atau mereka mau mengucapkan istighfar. Kekuatan yang bisa mengantisapasi bala dan musibah jika ada orang2 tertentu yang mumpunyai kedekatan khusus dengan Allah SWT. Cukup dengan doa mereka bisa mendatangkan hujan, menghancurkan suatu wilayah, dan lain-lain. Namun ini hanya orang-rang tertentu saja, pribadi-pribadi perorangan, seperti para Anbiya AS dan para Waliullah, sedikit sekali. Namun secara umum untuk ummat Allah berikan kekuatan kerja yaitu istighfar, inipun juga mampu menahan Bala atau Musibah yang akan turun. Istigfar umat ini, tobat yang utama, di dalam Al Quran dijelaskan adalah tobat ketika meninggalkan kerja dakwah.

Beberapa orang datang ke Syaikh Maulana Ilyas Rah.A, mereka berkata kepada Maulana Ilyas, “Syaikh antum ini wali.” Ini asbab hebatnya kerja dan gerak beliau dalam Dakwah. Namun apa kata Maulana Ilyas Rah.A, “Bukan, saya ini bukan wali, tetapi yang wali itu adalah kerja dakwah ini.” Jadi Maulana Ilyas tidak ingin membawa umat ini kepada pengkultusan, tetapi lebih ingin mengarahkan umat ini kepada kerja dakwah. Kita tidak menafikan adanya orang-orang tertentu yang mempunyai level kedekatan dengan Allah seperti para Aulia, tetapi ini sedikit sekali, tidak semua orang bisa mencapai level ketaatan seperti itu. Itulah namanya orang-orang pilihan Allah. Namun untuk yang secara umum agar umat ini dapat menjadi dekat dengan Allah, maka Allah berikan ummat ini kerja dakwah yang bisa membuat ummat ini diwalikan semua oleh Allah Swt. Di dalam tarekat-tarekat, mereka mempunyai mursyid yang mempunyai kelebihan-kelebihan tersendiri dalam doa. Namun dalam kerja dakwah ini tidak ada yang seperti itu, yang paling utama dalam kerja dakwah ini adalah kerja itu sendiri.

Satu rombongan didalamnya ada ulama, hafidz quran, yang didalamnya ada mantan perampok, pemabok, dan penjudi. Ketika keluar semuanya pakai sorban dan gamis. Ketika sampai di Madura, semuanya dipeluk orang, diciumin tangannya. Si ulama ketika makan dapat ayam panggang, maka si preman yang satu rombongan tadi dapat juga. Kenapa mereka sama-sama dimuliakan padahal yang satu ulama dan yang satu lagi preman ? Ini asbab kerja dakwah, di dalam kerja ini mereka di muliakan. Bukan karena pribadi-pribadi mereka, kalau karena pribadi na’udzubillah pribadi si preman. Tetapi asba kerja dakwah inilah ada preman dimuliakan. Sebaliknya jika datang masyeikh kita, misalnya maulana Saad, ke jakarta untuk urusan dunia, bisnis misalnya, beli batu bara. Kira-kira apakah mereka akan mendapat perlakuan yang sama ? tidak mungkin. Jadi dalam kerja ini bukan pribadinya yang dimuliakan oleh Allah Swt, tetapi kerjanya dalam dakwah. Kalau kita letakkan diri kita ini dalam kerja dakwah, maka kita akan di muliakan oleh Allah Swt. Namun jika kita lepas dari kerja ini maka tidak ada kemuliaan.

Meiji Mehrob, masyeikh pakistan, almarhum, pernah berkata kepada orang-orang ketika di jalan Allah, “Kalian tau di Nizzammuddin itu ada seorang wali, kalian datang kesana dan minta doa kepada dia.” Ini karena di daerah tersebut pengkultusan terhadap seorang wali untuk minta air agar di doakan dan diberi kesembuhan dan keberkahan suatu hal yang biasa. Singkat cerita puluhan orang tertaskyl untuk datang ke markaz nizzammuddin bertemu syekh Ilyas. Sampai di Nizammuddin, melihat orang-orang datang, yang dipikir syekh Ilyas untuk berangkat fissabillillah. Ternyata setelah ditafakkud oleh syekh Ilyas, para taskilan meiji mehrob ini hanya terseyum dan tertawa kecil saja, karena tujuan mereka datang untuk minta doa saja kepada syekh Ilyas. Mendengar hal ini seperti Maulana Ilyas marah lalu memanggil Meiji Mehrob. Syekh Ilyas berkata kepada Meiji Mehrob, “Kamu ini telah merusak kerja dakwah pada hari ini, kamu telah mengarahkan mahluk kepada mahluk.” Jadi arahkan orang-orang ini kepada kerja bukan kepada pribadi-pribadi. Contoh : “Mari pak kita ke Banjarmasin, disana ada ust. Luthfi, itu pembesar dakwah.” Atau “Mari pak kita ke temboro, disana ada Kyai Udzairon, itu pembesar dakwah”. Ini yang mentaskyl orang dengan cara seperti ini adalah pengrusak-pengrusak dakwah.

Kita tidak mentaskyl orang kepada pribadi tetapi pada kerja, apalagi jadi jurkam, ini lebih goblok lagi. Mentaskyl kepada ulama dan orang sholeh aja tidak boleh dalam kerja ini apalagi dalam pribadi-pribadi lain daripada itu.
Syekh Ilyas katakan azas kerja dakwah ini ada 3 :
  1. Ikhlas 
  2. Ijtimaiyat 
  3. Musyawarah
Jika kita jaga asas ini ada dalam diri kita maka Allah akan pelihara kita. Jadi orang yang kerja karena keikhlasan ini enak. Kenapa ini karena Ikhlas. Apa itu ikhlas ? ketika dipuji dia tidak bangga dan ketika dihina dia tidak kecil hati. Dulu waktu awal kerja dakwah ini yang datang ke markaz hanya 10 orang. Sehingga pada waktu itu semangat untuk mentaskyl orang masih terjaga. Ujian keikhlasan mulai datang ketika orang berbondong-bondong ambil bagian dalam kerja dakwah ini. Sekarang di malam markaz yang hadir sekitar 3000 orang. Maka asbab banyaknya orang yang hadir, sekarang orang ke markaz ada yang mau cari calon mertua, ada yang mau jual topi, ada yang buka travel, dan lain-lain. Orang ikhlas ini terjaga, jika dia terjaga maka kerja inipun akan terjaga. Nabi SAW bersabda :

“Makaana Lillahi da’ma watoshola” artinya : sesuatu yang diniatkan karena Allah akan berlanjut (tersambung terus dan tidak akan terputus).

“Wamakana yughoirubihi inkhota wal fatwa” Artinya : sesuatu yang dikerjakan karena selain Allah maka akan terputus (lepas begitu saja)

Kekuatan dalam kerja dakwah ini bukan terletak pada pribadinya tetapi pada ijtimaiyat (bersama-sama).


Contoh :

Lidi ini terbuat dari pelepah kelapa bukan dari emas. Namun jika lidi ini bersatu bisa memberikan manfaat, seperti membersihkan. Namun jika lidi ini dari emas tapi tidak bersatu, kira-kira bisa gak membersihkan ruangan yang kotor ? tidak mungkin. Walaupun kita kasih satu minggu untuk bersihkan ruangan tidak akan bisa. Walaupun lidi ini dari pelepah kelapa tapi karena bersatu bersama-sama maka dalam satu jam ruangan ini bisa dibersihkan.

Dalam falsafah Fiqih, air ini ada 3 macam :

  1. Air Mutlak : air yang suci dan mensucikan, bisa untuk diminum dan untuk wudhu 
  2. Air Musta’mal : air kurang dari 2 Qulah/216 Ltr, suci, bisa diminum tapi tidak bisa untuk wudhu 
  3. Air Mutannajjis : air kena najis atau kena kotoran, tidak bisa diminum, dan tidak suci.
Air yang kena percikan wudhu ini jadi musta’mal, jika kena kotoran jadi mutannajis. Namun jika air musta’mal ini dikumpulkan dalam jumlah besar hingga melebihi dua qullah, sehingga air musta’mal ini menjadi air mutlak kembali. Bahkan air mutlak jika cuman satu gelas maka untuk kebersihan paling hanya bisa digunakan untuk kencing saja, tetapi jika untuk membersihkan ketika buang air besar tidak cukup. Musta’mal jika dikumpulin dalam jumlah besar maka bisa digunakan untuk membersihkan sekian banyak kotoran. Bahkan air mutannajis satu ember dikencingin anaknya, mau dibuang gak ada iar lagi, diminum juga gak bisa. Akhirnya orang ini membawa air ini ke bak yang besar melebihi dua qullah dituangkan lalu diambil lagi satu ember, maka air ini jadi apa ? air tersebut jadi mutlak lagi. Bahkan ketika air musta’amal ini digabungkan dalam jumlah besar dipakai mandi dicempulingin santri-santripun masih mutlak jatuhnya. Air mutlak satu gelas ini seperti satu orang hafidz atau ustadz, hafal hadits-hadits, tapi karena dia bergerak sendirian, untuk bisa menyadarkan satu orang bencong aja, atau pemabuk, atau penjudi, ini susah. Beda dengan kita-kita ini yang musta’mal, kadang-kadang siwak nabi, lain waktu pakai siwak firaun (rokok), kadang-kadang baca Quran, tapi lain waktu kebanyakan baca koran, seperti musta’mal. Namun jika yang musta’mal ini dikumpulkan bersama-sama secara Ijtimaiyat, maka hasilnya bisa dahsyat.

Suatu ketika Maulana Yusuf diejek-ejek ulama-ulama, “Maulana kenapa kerja dakwah ini banyak melibatkan orang-orang bodoh, mantan penjahat, dan mantan ahli maksiat.” Lalu Maulana Ilyas tantang ulama ini, “Tuan disitu ada bencong dan pemabuk lagi kumpul-kumpul coba kamu ajak ke mesjid.” Ketika ulama ini datangin mereka, responnya hanya tertawa terkekeh kekeh saja orang-orang itu. Intinya ulama ini gagal mengajak mereka ke mesjid. Lalu Maulana Yusuf panggil rombongan khuruj kumpulan orang-orang mewat yang musthamal ini untuk mentaskil tongkrongan bencong-bencong dan pemabuk ini ke mesjid. Apa yang terjadi ? ternyata setelah di targhib mereka semua yang ditongkrongan itu berangkat masuk mesjid. Baru ulama ini faham tentang faedah orang-orang musthamal ini jika berkumpul dalam rombongan dakwah. Bahkan diantara kita ada yang mutannajis, mungkin dulunya ada yang pernah membunuh, namun karena bergabung bisa membersihkan daripada teman-temannya yang lain. Ada rombongan diminta untuk mentaskyl tongkrongan penjudi, sampai disana langsung dipeluk, targhib sebentar semuanya akhirnya masuk mesjid. Bahkan yang mutannajis bisa juga memberikan manfaat jika bergabung. Ini pentingnya Ijtimaiyat.

Sama seperti daun, jika daun ada hubungan dengan ranting, ranting berhubungan dengan cabang, lalu cabang berhubungan dengan batang, dan batang berhubungan dengan akar, dan akar berhubungan tanah, maka walaupun matahari yang menyinari daun tidak akan layu, kena angin tidak akan jatuh, kena air jadi bersih. Ini karena apa ? karena ada hubungan ijtimaiyat. Namun jika daun ini terpisah dari ijtimaiyat, terputus dari ranting, batang, akar, dan tanah, maka kena matahari akan jadi layu, kena angin jadi terbang, kena air hujan jadi busuk. Kalau pribadi-pribadi per orangan ini punya hubungan dengan mahalah tiap hari, lalu dari mahalah aktif di halaqoh, dari halaqoh hadir di malam markaz, dan malam ijtimaiyat lainnya seperti musyawarah propinsi, musyawarah indonesia, lalu dia hadir di musyawarah indonesia tiap 2 tahun di nizammudin, bahkan kalu dia ada rejeki dia juga hadir di haji kumpul bersama masyeikh tiap 2 tahunnya. Walaupun ada hujan, matahari panas, akan tetap kuat dia selama dalam ijtimaiyat. Namun jika dia bergerak sendiri-sendiri, bahkan jadi jurkam, maka akan kacau dan rusak dia.
Musyawarah, yang terakhir. Kita jauh-jauh kemari untuk musyawarah. Banyak orang hadir dalam ijtimaiyat, hadir dalam temboro, hadir di markaz, tapi tidak mau musyawarah, gerak sendiri, ini rusak. Justru dengan musyawarah akan membuat dia kuat. Keberhasilan dalam musyawarah bukan karena usulnya diterima, bukan, tetapi keberhasilan dalam musyawarah ketika kita mau menerima keputusan dari musyawarah. Dalam gerakan lain partai-partai berhasil ketika usulnya diterima, tetapi di gerakan kita tidak seperti itu, melainkan ketika kita siap menerima daripada hasil keputusan musyawarah. Ketika kita bermusyawarah dengan Masyaikh kita, Maulana Ahmad Lath beliau katakan untuk menjaga keutuhan markaz dalam setiap musyawarah hilangkan tiga perkara dalam diri kita di setiap markaz. :

1.Keluarkan Ghoirullah dari hati kita.

Contoh : gubernur atau presiden datang ke markaz, silahkan kita terima dan kita harus senang. Tapi kalau gubernur atau presiden pelukannya masuk hati ini kacau. Begitu juga Jibril datang, senang kita tapi jibril masuk hati ini kacau. Jangan ada perasaan takut dalam hati kita. Sekalipun itu jin ifrit, ataupun preman sekalipun silahkan saja datang, asal jangan sampai masuk hati. Suatu ketika seorang preman datang hendak mau membunuh Nabi SAW, Umar tangkap sudah hampir mau dibunuh oleh Umar RA, tapi apa kata Nabi SAW, “Umar lepaskan dia, dekatkan dia kepada saya.” Asbab ini si preman tadi masuk islam. Jadi jangan ada perasaan takut ataupun kesan di hati kita.

2. Hilangkan kepentingan pribadi dalam dakwah, yang ada kepentingan Ijtimaiyat.

Dalam musyawarah kepindahan markaz, si fulan menolak dengan alasan markaz sekarang berkah kalu pindah bisa menghilangkan keberkahan. Namun masalahnya bukan karena markaznya tapi dia punya kepentingan tokonya ada disebelah markaz yang sekarang, kalu pindah bisa bankrut tokonya. Ini kacau namanya. Begitu juga sebaliknya mendukung kepindahan markaz karena di markaz yang baru tokonya udah siap berdiri. Ini namanya konflik kepentingan, ini bisa mengacaukan.

3. Hilangkan Suudzhon setelah selesai musyawarah.

Ketika sudah diputuskan dalam musyawarah kita jaga husnudzon, kita terima semua hasil keputusan musyawarah dengan baik. Insya Allah jika ketiga perkara ini ada Allah akan pelihara kita dalam kerja ini.

Demikian yang harus kita lakuan disini, bahwa kita berniat bermusyawarah secara Ijtimaiyat untuk kepentingan agama islam. Bagaimana kehadiran kita disini dapat membantu agama islam. Insya Allah kita niat amalkan.


Read More...
Share/Bookmark

Indahnya Nasehat

Ya Allah indahkan kehidupan kami dengan kerinduan terhadap nasehat dan jadikan diri-diri kami menjadi pribadi yang menjadi nasehat.Engkaulah pembuka setiap hati penuntun setiap qolbu, Amiin Ya Allah Ya Robbal alamiin.

bagaimana  menjadi orang yang beruntung, bagaimana menjadi orang yang sukses, tidak hanya dunia tapi juga sampai akherat nanti.

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar ada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasihat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasehati supaya menaati kesabaran. [Q.S 103 ; 1 - 3]

Sesungguhnya setiap insan rugi, tambah hari tambah rugi  tambah tua tambah rugi, tambah umur tambah rugi kecuali orang yang tiap hari berjuang sekuat tenaga agar makin kokoh imannya, makin mantap keyakinannya, karena jika hidup tanpa diiringi kekokohan iman, amal apapun tidak akan betul niatnya.

Dia punya harta, kalau tidak punya iman, maka harta itulah yang akan memperbudak dirinya, kalau dia punya kedudukan kalau tidak punya iman maka kedudukannya yang akan menjatuhkan dirinya, jika dia memiliki penampilan kalau dia tidak punya iman maka penampilannya yang akan menjerumuskan dirinya.

Orang yang beruntung lainnya adalah orang yang setiap hari, setiap waktu sekuat tenaga bertambah amal kebaikannya. Ciri amal shaleh itu ada dua yaitu; pertama dilandasi niat yang benar dan lurus, kedua amalnya sendiri harus benar.

Repotnya kita ketika memberikan nasehat semangat, ketika memberikan saran semangat, ketika memberikan koreksi semangat tetapi ketika giliran kita dikoreksi justru kita tidak sanggup menerimanya. Oleh karena itu kepada siapapun yang akan memberikan nasehat syarat utamanya adalah kita harus menjadi orang yang terlatih untuk menerima nasehat, terlatih untuk menerima kritik dan terlatih untuk menerima koreksi.Sebelum kita sanggup untuk melatih diri kita, sulit sekali kita akan memiliki nasehat yang memiliki kekuatan yang menggugah dan merubah. Harusnya kita melihat saran, kritik dan nasehat dan koreksi itu menjadi sebuah kebutuhan.

Rahasia sukses dalam menerima nasehat atau kritik yaitu :

1. Rindu kritik dan nasehat, Kita harus memposisikan diri menjadi orang yang rindu dikoreksi, rindu dinasehati, seperti rindunya kita melihat cermin agar penampilan kita selalu bagus.Pemimpin sejati adalah pemimpin yang selalu rindu dikoreksi oleh anggota atau bawahannya, seorang guru yang senantiasa mengharapkan saran agar lebih baik dalam cara mengajarnya tidak akan pernah menjadi hina jika ia meminta saran atau kritik dari murid-muridnya, bahkan Khalifah Umar Bin Khatab RA jauh lebih menghargai kritik dan koreksi dibandingkan pujian.

2. Cari dan tanya, Belajarlah bertanya kepada orang lain dan nikmati saran-saran yang mereka lontarkan, milikilah teman yang mau jujur mengoreksi, tanya pula kepada istri, suami, anak-anak, karyawan dan lain-lain.

3. Rahasia kita agar sukses ketika menerima kritik adalah nikmati kritik itu sebagai karunia Allah ; karena seseorang tidak akan mati karena dikritik, maka oleh karena itu jika di koreksi maka dengarkanlah, jangan sibuk membela diri karena makin sibuk membela diri maka tidak akan mendapatkan sesuatu.

Memang orang yang lemah,orang yang sombong , orang-orang yang penuh kebencian itu tidak pernah tahan terhadap kritik, jika ada yang mengkoreksi maka dirinya sibuk untuk membela diri, sibuk untuk berpikir dan sibuk untuk membalas, ketahuilah bahwa orang yang demikian itu tidak akan bisa maju..

Orang yang kokoh dan kuat itu bukan orang yang sibuk memberikan alasan ketika dia dikritik, karena jika tidak hati-hati alasan itu justru memperjelas kesalahan.Dari pada kita sibuk menyerang orang lain dan membela diri, sebaik-baik jawaban atas kritik dan koreksi adalah dengan memperbaiki diri.Orang lain sibuk mencari kejelekan kita, tetapi kita justru sibuk memperbaiki kejelekan kita.

Lalu bagaimana jika lalu kita dihina terus ? jangan risau , karena semua orang yang sukses dan mulia itu pasti ada yang menghina, tidak akan pernah didengki kecuali orang yang berprestasi, makanya jangan takut ! kalau kita dihina justru kita harus sibuk memperbaiki diri.

4. Biasakanlah kita untuk menjadi orang yang berterima kasih,kalau kita berubah,..... jangan pernah lupa untuk menyebut jasa orang yang pernah merubah kita sehingga kesuksesan ini harus jadi kebahagiaan dan kesuksesan bagi orang lain.

Jadi sahabat-sahabat sekalian, cita-cita kita nanti ciri khas seorang pemimpin negeri ini adalah seorang pemimpin yang rindu di nasehati,jadi ketika masyarakatnya melakukan koreksi justru pemimpin tersebut senang, kelihatannya kita jangan pernah mau memiliki pemimpin dalam level manapun yang tidak bisa dikoreksi,nanti dia akan menipu dirinya sendiri, orang yang tidak bisa dikoreksi itu adalah orang yang sombong, merasa pintar sehingga menganggap rendah setiap nasehat. Ciri pemimpin sejati adalah seorang pemimpin yang mencintai nasehat.

Jadi memang seharusnya kita harus sadar ,bahwa keuntungan kita adalah ketika kita menerima nasehat dari orang lain dengan lapang dada dan rasa syukur, Belajarlah berterima kasih kepada orang yang mengoreksi, karena koreksi itu adalah bagian dari yang kita minta kepada Allah seperti yang sering kita ucapkan dalam bacaan shalat " Ihdinashiraathal mustaqiim" (tunjukilah kami jalan yang lurus) [Q.S 1 ; 6]

Dalam berkomentar atau melakukan kritik itu harus hati-hati , karena setiap kita mengkritik dan mengoreksi sesorang sebetulnya yang keluar itu adalah diri kita.Nabi Muhammad SAW itu adalah seorang penasehat, tetapi nasehatnya itu betul-betul bil hikmah, semuanya penuh dengan kearifan dan kematangan.

Yang paling penting dari suatu nasehat, kritik dan koreksi itu adalah niat yang mendasarinya. Kalau didasari niat ingin menjatuhkan ,koreksi itu hanya akan menjadi pisau atau panah beracun.Harusnya nasehat kita itu dilandasi dengan rasa kasih sayang dan persaudaraan.

Dengan nasehat kita harus membantu yang lupa agar menjadi ingat, membantu yang lalai agar menjadi semangat , yang tergelincir menjadi bangkit kembali, yang berlumur dosa menjadi bertobat, intinya kalau dilandasi niat yang baik akan melahirkan kebaikan juga.

Kalau niat sudah baik caranya juga harus benar, Ali Bin Abi Thalib .RA mengatakan "kalau kita memberi nasehat tetapi di depan umum itu sama dengan memaki-maki atau mempermalukan seseorang", maka resep selanjutnya kalau kita ingin memberikan nasehat, nasehatilah dengan lemah lembut. "Tiadalah kelembutan itu ada pada seseorang kecuali memperindah".

Rasullulah SAW memperbaiki peradaban yang begitu keras dan berat justru dengan kelembutan, kita butuh nasehat yang tulus dari hati yang penuh kasih sayang dengan kata-kata yang terpilih yang tidak melukai diiringi dengan sikap yang tidak menggurui, tidak mempermalukan, tidak memojokan sehingga orang berubah bukan karena ditekan oleh kata-kata kita melainkan tersentuh oleh kata-kata kita.

kita terus berlatih untuk menyayangi orang lain karena itulah sumber yang utama agar nasehat kita menjadi bijak dan penuh kemuliaan.Dan sebaik-baik nasehat adalah dengan suri tauladan, hancurnya orang-orang yang sibuk memberi nasehat adalah ketika apa yang dia katakan tidak sesuai dengan apa yang dia lakukan.

Wallahu a’lam bishowab
Read More...
Share/Bookmark

KESABARAN ROSULULLAH SAW BERDAKWAH DI THA'IF

 
BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM

ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Sahabat Fillah Rahimakumullah

Saat berdakwah di Tha'if, Rosulullah SAW dicemooh dan dilempari batu

Namun dg keikhlasan dan kesabaran Beliau tdk membalasnya dari gangguan orang2 kafir, sehingga akhirnya menerima Dakwah Islam

Setelah 9 thn Muhammad SAW diangkat menjadi Rosulullah, Beliau masih menjalankan Dakwah dikalangan kaumnya sendiri disekitar kota Mekkah utk memperbaiki pola hidup mereka

Tetapi hanya sebagian kecil saja orang yg memeluk agama Islam atau bersimpati kpd nya, selebihnya Beliau selalu dg daya upaya utk menganggu dan menghalangi Beliau dan pengikut2 nya

Diantara mrk yg bersimpati dg dakwah beliau adalah paman beliau sendiri yakni Abu Thalib, namun sayang ia tdk pernah memeluk islam sampai akhir hayatnya.

Pd thn ke 10 kenabian Abu Thalib wafat

Dg wafatnya Abu Thalib ini pihak kafir Quraiys merasa semakin leluasa mengganggu dan menentang Nabi SAW

Tha'if merupakan kota terbesar setelah Hijaz, disana bani tsaqif, suatu kabilah yg kuat dan besar jumlah pendudknya

Rosulullah SAW pun berangkat ke Tha'if dg harapan dpt mmbujuk bani Tsaqif utk menerima islam

Dg demikian,beliau dan pengikutnya akan mendapatkan perlindungan dari gangguan kaum kafir Quraiys, Beliaupun berharap dpt menjadikan Tha'if sbg pusat gerakan dakwah

Setiba disana Rosulullah SAW mengunjungi 3 tokoh bani Tsaqif secara terpisah utk menyampaikan risalah islam, namun apa yg terjadi..??

Bani Tsaqif bukan saja menolak ajaran islam, bahkan mendengar pembicaraan Nabi SAW mrk tdk mau, beliau diperlakukan secara kasar dan biadab

Sikap kasar mrk itu sungguh bertentangan dg sikap bangsa arab yg slalu menghormati tamunya

Dg terus terang mrk mengatakan mrk tdk senang dg Rosulullah SAW dan pengikutnya tinggal di kota mrk

Semula Rosululllah SAW mmbayangkan akan mndptkn perlakuan sopan diiringi dg tutur kata yg lemah lembut, ttpi beliau diejek dg kata2 yg kasar

Salah seorang diantara mrk berkata sambil mengejek beliau dg sgt kasar:"Benarkah Allah tlah mgangkatmu sbg pesuruh Nya..??" yg lain berkata sambil tertawa:"Tdk dptkah Allah memilih manusia slain kamu utk mnjd pesuruh nya..?

Ada juga yg berkata: "Jk engkau benar2 seorang Nabi, aku tdk ingin bicara dg mu, karena perbuatan demikian itu akan mndatangkan bencana bg ku, sbaliknya jika kamu seorang pendusta tdk ada gunanya aku berbicara dg mu"

Menghadapi perlakuan 3 tokoh bani Tsaqif yg sedemikian kasar itu, Rosulullah SAW yg memiliki sft bersungguh2 dan teguh pendirian, tdk menyebabkan berputus asa dan kecewa

Setelah meninggalkan tokoh2 bani Tsaqif yg tdk dpt diharapkn itu , Rosulullah mencoba berdakwah dikalangan rakyat biasa, namun kali inipun beliau mndpt kegagalan

Mrk mgusir Rosulullah SAW dari Tha'if dg berkata: "keluarlah kamu dari kampung ini..! dan pergilah kemana saja kamu suka..!"

Ktk Rosulullah SAW menyadari bahwa usahanya tdk berhasil, beliau memutuskan utk meninggalkan Tha'if, ttpi penduduk Tha'if tdk mmbiarkan beliau keluar dg aman

Mrk terus mgganggunya dg melempari batu dan kata2 penuh ejekan, lemparan batu yg mgenai Nabi sedemikian hebat, tiap beliau bergeser dari suatu tempat, lemparan batu bertubi2 mgenai tubuh beliau, sehingga tubuh beliau berlumuran darah

Dg berjalan tertatih2 dan tubuh bersimbah darah, beliau dlm perjalanan pulang, Rosulullah SAW kemudian mnjumpai tempat yg aman dr gangguan orang2 jahat tsb. kemudian beliau berdo'a dg sambil meneteskan airmata mgadukan nya kpd Allah SWT

"Wahai Tuhanku... kpd Engkaulah adukan kelemahan tenagaku dan kekurangan daya upayaku pd pandangan manusia...wahai Tuhanku yg maha Rahim... Engkaulah Tuhannya orang2 yg lemah dan Engkaulah Tuhanku... kpd siapa Engkau menyerahkan diriku..?? kpd musuh yg akan menerkam aku atau kpd keluarga yg Engkau berikan kpd urusanku, tdk ada keberatan bg ku asal Engkau tdk marah kpdku

Sdgkn afiat Mu lbh luas bgku...aku berlindung dg cahaya muka Mu yg mulia yg menyinari sgalanya yg gelap dan ats Nya lah teratur sgala urusan dunia dan akhirat

Dari Engkau menimpakan ats diriku kemarahan Mu atau dr Engkau turun atsku azab Mu...kpd Engkaulah aku adukan halku shgga Engkau Ridha,tdk ada daya dan upaya melainkan dg Engkau"

Demikian sedihnya Do'a yg dipanjatkn kpd Allah SWT oleh Nabi SAW shgga Allah SWT mgutus Malaikat Jibril utk menemuinya

Setibanya dihadapan Nabi, Jibril AS mmberi slm seraya berkata: "Allah mengetahui apa yg tlah terjadi pd mu dan orang2 ini, Allah memerintahkan malaikat2 di gunung2 utk mentaati perintahmu"

Sambil berkata demikian, Jibril AS mmperlihatkan barisan para malaikat itu kpd Rosulullah SAW

Kata malaikat itu: "wahai Rosulullah kami sanggup menjadikn gunung disekitar kota itu berbenturan,shgga penduduk yg ada di kedua belah gunung itu akan mati tertindih, atau apa saja hukuman yg engkau inginkan, kami siap melaksanakan nya"

Mndengar tawaran malaikat itu Rosulullah SAW dg sft kasih sayangnya berkata: "walaupun mrk menolak islam, saya harap dg kehendak Allah, keturunan mrk pd suatu saat nanti akan menyembah Allah dan beribadah kpd Nya "

LAA ILAHA ILLALLAH MUHAMMAD ROSULULLAH

LAA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAH

ALLAHUMMA SHOLLI'ALA MUHAMMAD... ALLAHUMMA SHOLLI'ALAIHI WASALLIM

Renungan utk diriqu...dirimu...dan qt smua

Semoga bermanfaat

WASSALAMU'ALAIKUM WR WB

Sumber:
[FADHAIL A'MAL, MAULANA MUHAMMAD ZAKARIYYA AL-KANDHALAWI HAL:520]
Read More...
Share/Bookmark

PESAN HIKMAH DARI IBU MERTUA

Wahai menantuku….!
Aku hanyalah seorang ibu yg berbicara atas nama diriku sendiri, dg melihat putriku sebagai istrimu & engkau sebagai menantuku.

Bila engkau membaca pesan ini, semoga engkau melihat pula bayangan wajah ibumu yg telah mengandung & melahirkanmu, berdiri bersamaku tepat di hadapanmu.

Wahai menantuku…!
Engkau imam dunia akhirat untuk putriku. Bukankah engkau juga akan membawanya hingga ke baqa & memberinya satu tiket ke surga..?

Wahai menantuku…!
Bila ada kelemahan dari istrimu & seribu lagi keburukan yg dilakukannya akibat kelemahan & juga karena kekurangan darinya, itu menjadi tugasmu untuk mendidiknya sekarang, dan bukan lagi tugasku.

Diajarkan kepadamu oleh Nabi SAW bahwa seorang suami tak boleh membiarkan mata istrinya basah walau hanya serupa tetesan embun dini hari. Bukankah engkau sebagai suaminya yg harus melindunginya dg rasa tentram & aman? Maka berikanlah keteduhan bagi jiwanya.

Engkau suami yg dipilih Allah untuk putriku, bersabarlah terhadap istrimu & tetaplah bersikap lemah lembut padanya.

Bukankah engkau menikahinya atas nama Allah SWT…? Maka sayangi & peliharalah istrimu dg jalan Allah.

Wahai menantuku…!
Sebagian besar penghuni neraka adalah perempuan & itu disebabkan mereka durhaka terhadap suaminya, maka selamatkanlah istrimu dari dosa yg lebih besar. Bukankah nantipun engkau akan ditanya tentang tanggung jawab bagamana kau mengurusnya & menjaga jalan surga untuk bisa dilalui oleh yg harus kau bawa serta..? Dan pertanyaan itu akan ditujukan padamu, bukan padaku.

Wahai menantuku…!
Engkau diijinkan menghukum istrimu sewajarnya, namun janganlah mengenai wajahnya & jangan pula menyentuh tubuhnya hingga meninggalkan jejak luka. Janganlah menghardiknya dg kata kasar & umpatan yg merendahkan seolah engkau turut menistakan dirimu sendiri, sebab ia itu pakaianmu.

Wahai menantuku…!
Aku titipkan putriku padamu, buatlah dia tersenyum menuju surga atas tiket darimu….!
Read More...
Share/Bookmark

Berbuat Baik dan Janji Allah

PERINTAH ALLAH SUBHANA WATA’ALA UNTUK BERBUAT BAIK DAN JANJI- ALLAH SUBHANA WATA’ALA BAGI YANG MENGAMALKAN-NYA.
 
A’uudzu billaahi minasysyaithaanir rajiim Bismillahirrahmaniraahim !

۞ وَقِيلَ لِلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ مَاذَآ أَنزَلَ رَبُّكُمۡ‌ۚ قَالُواْ خَيۡرً۬ا‌ۗ لِّلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ فِى هَـٰذِهِ ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٌ۬‌ۚ وَلَدَارُ ٱلۡأَخِرَةِ خَيۡرٌ۬‌ۚ وَلَنِعۡمَ دَارُ ٱلۡمُتَّقِينَ (٣٠)

Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "[Allah telah menurunkan] kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat [pembalasan] yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (30) ( An Nahl , 16 : 30 )

وَٱبۡتَغِ فِيمَآ ءَاتَٮٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلۡأَخِرَةَ‌ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنۡيَا‌ۖ وَأَحۡسِن ڪَمَآ أَحۡسَنَ ٱللَّهُ إِلَيۡكَ‌ۖ وَلَا تَبۡغِ ٱلۡفَسَادَ فِى ٱلۡأَرۡضِ‌ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُفۡسِدِينَ (٧٧)

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu [kebahagiaan] negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari [keni’matan] duniawi dan berbuat baiklah [kepada orang lain] sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di [muka] bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (77) (AL QASSAS , 28 :77)

قُلۡ ڪُلٌّ۬ يَعۡمَلُ عَلَىٰ شَاكِلَتِهِۦ فَرَبُّكُمۡ أَعۡلَمُ بِمَنۡ هُوَ أَهۡدَىٰ سَبِيلاً۬ (٨٤)

“ Setiap orang berbuat menurut keadaan-nya , maka Tuhan kamu lebih mengetahui siapa-siapa yang lebih benar jalan-nya.” ( Al israa’ , 17 : 84 )


وَكُلَّ إِنسَـٰنٍ أَلۡزَمۡنَـٰهُ طَـٰٓٮِٕرَهُ ۥ فِى عُنُقِهِۦ‌ۖ وَنُخۡرِجُ لَهُ ۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ ڪِتَـٰبً۬ا يَلۡقَٮٰهُ مَنشُورًا (١٣)

Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya [sebagaimana tetapnya kalung] pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. (13) ).” ( Al Israa’ , 17 : 13 )

وَأَنفِقُواْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا تُلۡقُواْ بِأَيۡدِيكُمۡ إِلَى ٱلتَّہۡلُكَةِ‌ۛ وَأَحۡسِنُوٓاْ‌ۛ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ (١٩٥)

Dan belanjakanlah [harta bendamu] di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (195) (Al Baqarah , 2 : 195 )

تِلۡكَ ءَايَـٰتُ ٱلۡكِتَـٰبِ ٱلۡحَكِيمِ (٢) هُدً۬ى وَرَحۡمَةً۬ لِّلۡمُحۡسِنِينَ (٣) ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَهُم بِٱلۡأَخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ (٤) أُوْلَـٰٓٮِٕكَ عَلَىٰ هُدً۬ى مِّن رَّبِّهِمۡ‌ۖ وَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ (٥)

Inilah ayat-ayat Al Qur’an yang mengandung hikmah, (2) menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan. (3) [yaitu] orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat. (4) Mereka itulah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (5) ( Lukman , 31 : 2 – 5 )

۞ إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَـٰنِ وَإِيتَآىِٕ ذِى ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنڪَرِ وَٱلۡبَغۡىِ‌ۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّڪُمۡ تَذَكَّرُونَ (٩٠)

Sesungguhnya Allah menyuruh [kamu] berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (90) ( An Nahl , 16 : 90 )

إِنۡ أَحۡسَنتُمۡ أَحۡسَنتُمۡ لِأَنفُسِكُمۡ‌ۖ وَإِنۡ أَسَأۡتُمۡ فَلَهَا‌ۚ فَإِذَا جَآءَ وَعۡدُ ٱلۡأَخِرَةِ لِيَسُـۥۤـُٔواْ وُجُوهَڪُمۡ وَلِيَدۡخُلُواْ ٱلۡمَسۡجِدَ ڪَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ۬ وَلِيُتَبِّرُواْ مَا عَلَوۡاْ تَتۡبِيرًا (٧)

Jika kamu berbuat baik [berarti] kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi [kejahatan] yang kedua, [Kami datangkan orang-orang lain] untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. (7).”( Al Israa’ , 17 : 7)

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱرۡڪَعُواْ وَٱسۡجُدُواْ وَٱعۡبُدُواْ رَبَّكُمۡ وَٱفۡعَلُواْ ٱلۡخَيۡرَ لَعَلَّڪُمۡ تُفۡلِحُونَ ۩ (٧٧)

“ Hai orang-orang yang beriman , ruku’lah , sujud-lah dan sembahlah Tuhan kamu dan berbuatlah kebaikkan supaya kamu memperoleh kemenangan.” ( Al Hajj , 22 : 77 ) ,

يَـٰبُنَىَّ أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَٱنۡهَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَٱصۡبِرۡ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَ‌ۖ إِنَّ ذَٲلِكَ مِنۡ عَزۡمِ ٱلۡأُمُورِ (١٧)

“ Hai anakku ! , dirikanlah shalat , suruhlah (orang) berbuat baik , laranglah perbuatan yang mungkar dan sabarlah menghadapi musibah yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu masuk perintah-perintah Allah.” (Lukman , 31 : 17)

وَٱلَّذِينَ جَـٰهَدُواْ فِينَا لَنَہۡدِيَنَّہُمۡ سُبُلَنَا‌ۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ (٦٩)

Dan orang-orang yang berjihad untuk [mencari keridhaan] Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (69) (Al Ankabut, 29 : 69 )

وَلَا تُفۡسِدُواْ فِى ٱلۡأَرۡضِ بَعۡدَ إِصۡلَـٰحِهَا وَٱدۡعُوهُ خَوۡفً۬ا وَطَمَعًا‌ۚ إِنَّ رَحۡمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ۬ مِّنَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ (٥٦)

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah [Allah] memperbaikinya dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut [tidak akan diterima] dan harapan [akan dikabulkan]. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (56) “ ( Al A’Raaf , 7 : 56 ) ,

الٓر‌ۚ كِتَـٰبٌ أُحۡكِمَتۡ ءَايَـٰتُهُ ۥ ثُمَّ فُصِّلَتۡ مِن لَّدُنۡ حَكِيمٍ خَبِيرٍ (١) أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّا ٱللَّهَ‌ۚ إِنَّنِى لَكُم مِّنۡهُ نَذِيرٌ۬ وَبَشِيرٌ۬ (٢) وَأَنِ ٱسۡتَغۡفِرُواْ رَبَّكُمۡ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيۡهِ يُمَتِّعۡكُم مَّتَـٰعًا حَسَنًا إِلَىٰٓ أَجَلٍ۬ مُّسَمًّ۬ى وَيُؤۡتِ كُلَّ ذِى فَضۡلٍ۬ فَضۡلَهُ ۥ‌ۖ وَإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيۡكُمۡ عَذَابَ يَوۡمٍ۬ كَبِيرٍ (٣)

Alif Laam Raa, [inilah] suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci[1], yang diturunkan dari sisi [Allah] yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu, (1) agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku [Muhammad] adalah pemberi peringatan dan pembawa khabar gembira kepadamu daripada-Nya, (2) dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. [Jika kamu mengerjakan yang demikian], niscaya Dia akan memberi keni’matan yang baik [terus menerus] kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan [balasan] keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat. (3) (Huud , 11 : 1 - 3)

قُلۡ يَـٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمۡ‌ۚ لِلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ فِى هَـٰذِهِ ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٌ۬‌ۗ وَأَرۡضُ ٱللَّهِ وَٲسِعَةٌ‌ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّـٰبِرُونَ أَجۡرَهُم بِغَيۡرِ حِسَابٍ۬ (١٠)

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (10) “ ( Az Zumar , 39 : 10 )

إِنَّ ٱلَّذِينَ هُم مِّنۡ خَشۡيَةِ رَبِّہِم مُّشۡفِقُونَ (٥٧) وَٱلَّذِينَ هُم بِـَٔايَـٰتِ رَبِّہِمۡ يُؤۡمِنُونَ (٥٨) وَٱلَّذِينَ هُم بِرَبِّہِمۡ لَا يُشۡرِكُونَ (٥٩) وَٱلَّذِينَ يُؤۡتُونَ مَآ ءَاتَواْ وَّقُلُوبُہُمۡ وَجِلَةٌ أَنَّہُمۡ إِلَىٰ رَبِّہِمۡ رَٲجِعُونَ (٦٠) أُوْلَـٰٓٮِٕكَ يُسَـٰرِعُونَ فِى ٱلۡخَيۡرَٲتِ وَهُمۡ لَهَا سَـٰبِقُونَ (٦١) وَلَا نُكَلِّفُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَا‌ۖ وَلَدَيۡنَا كِتَـٰبٌ۬ يَنطِقُ بِٱلۡحَقِّ‌ۚ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ (٦٢)

Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan [azab] Tuhan mereka, (57) dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, (58) dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka [sesuatu apa-pun], (59) dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, [karena mereka tahu bahwa] sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka [1], (60) mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya [2]. (61) Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran [3], dan mereka tidak dianiaya. (62) ( Al Mu’minuun ,23 : 57 – 62 )

۞ وَمَن يُسۡلِمۡ وَجۡهَهُ ۥۤ إِلَى ٱللَّهِ وَهُوَ مُحۡسِنٌ۬ فَقَدِ ٱسۡتَمۡسَكَ بِٱلۡعُرۡوَةِ ٱلۡوُثۡقَىٰ‌ۗ وَإِلَى ٱللَّهِ عَـٰقِبَةُ ٱلۡأُمُورِ (٢٢)

“ Dan barang siapa menyerahkan dirinya kepada Allah dan dia berbuat kebaikan , maka sungguh dia berpegang kepada tali yang kukuh. Dan hanya kepada Allah kesudahan segala urusan.” ( Luqman , 31 : 22 )

وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ ۥۤ ءَاتَيۡنَـٰهُ حُكۡمً۬ا وَعِلۡمً۬ا‌ۚ وَكَذَٲلِكَ نَجۡزِى ٱلۡمُحۡسِنِينَ (٢٢)

Dan tatkala dia cukup dewasa [4] Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (22) ( Yuusuf , 12 : 22 ) ,

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱرۡڪَعُواْ وَٱسۡجُدُواْ وَٱعۡبُدُواْ رَبَّكُمۡ وَٱفۡعَلُواْ ٱلۡخَيۡرَ لَعَلَّڪُمۡ تُفۡلِحُونَ ۩ (٧٧)

“ Hai orang yang beriman , ruku’lah , sujudlah dan sembahlah Tuhan kamu dan berbuatlah kebaikan supaya kamu memperoleh kemenangan.” ( Al Hajj , 22 : 77 )

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَءَامَنُواْ بِمَا نُزِّلَ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ۬ وَهُوَ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّہِمۡ‌ۙ كَفَّرَ عَنۡہُمۡ سَيِّـَٔاتِہِمۡ وَأَصۡلَحَ بَالَهُمۡ (٢)

Dan orang-orang yang beriman [kepada Allah] dan mengerjakan amal-amal yang saleh serta beriman [pula] kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan itulah yang hak dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka. (2) ( Muhammad , 47 : 2 )

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ لَنُكَفِّرَنَّ عَنۡهُمۡ سَيِّـَٔاتِهِمۡ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَحۡسَنَ ٱلَّذِى كَانُواْ يَعۡمَلُونَ (٧)

Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan. (7)(Al-‘Ankabuut, 29 : 7 )

مَنۡ عَمِلَ صَـٰلِحً۬ا مِّن ذَڪَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٌ۬ فَلَنُحۡيِيَنَّهُ ۥ حَيَوٰةً۬ طَيِّبَةً۬‌ۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا ڪَانُواْ يَعۡمَلُونَ (٩٧)

“ Barang siapa yang berbuat kebaikan dari laki-laki atau perempuan dan dia mukmin, niscaya KAMI menghidupkannya dengan kehidupan yang baik , dan KAMI memberi balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” ( An Nahl , 16 : 97)

وَمَن يَعۡمَلۡ مِنَ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ مِن ذَڪَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٌ۬ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ يَدۡخُلُونَ ٱلۡجَنَّةَ وَلَا يُظۡلَمُونَ نَقِيرً۬ا (١٢٤) وَمَنۡ أَحۡسَنُ دِينً۬ا مِّمَّنۡ أَسۡلَمَ وَجۡهَهُ ۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحۡسِنٌ۬ وَٱتَّبَعَ مِلَّةَ إِبۡرَٲهِيمَ حَنِيفً۬ا‌ۗ وَٱتَّخَذَ ٱللَّهُ إِبۡرَٲهِيمَ خَلِيلاً۬ (١٢٥)

Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun. (124) Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya. (125) (An Nisaa’ , 4 : 124-125 )

وَجَـٰهِدُواْ فِى ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِۦ‌ۚ هُوَ ٱجۡتَبَٮٰكُمۡ وَمَا جَعَلَ عَلَيۡكُمۡ فِى ٱلدِّينِ مِنۡ حَرَجٍ۬‌ۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمۡ إِبۡرَٲهِيمَ‌ۚ هُوَ سَمَّٮٰكُمُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ مِن قَبۡلُ وَفِى هَـٰذَا لِيَكُونَ ٱلرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيۡكُمۡ وَتَكُونُواْ شُہَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ‌ۚ فَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱعۡتَصِمُواْ بِٱللَّهِ هُوَ مَوۡلَٮٰكُمۡ‌ۖ فَنِعۡمَ ٱلۡمَوۡلَىٰ وَنِعۡمَ ٱلنَّصِيرُ (٧٨)

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. [Ikutilah] agama orang tuamu Ibrahim. Dia [Allah] telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu [1] dan [begitu pula] dalam [Al Qur’an] ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong. (78) (Al Haj ,22 : 78 )

وَمَا كَانَ قَوۡلَهُمۡ إِلَّآ أَن قَالُواْ رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسۡرَافَنَا فِىٓ أَمۡرِنَا وَثَبِّتۡ أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡڪَـٰفِرِينَ (١٤٧) فَـَٔاتَٮٰهُمُ ٱللَّهُ ثَوَابَ ٱلدُّنۡيَا وَحُسۡنَ ثَوَابِ ٱلۡأَخِرَةِ‌ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ (١٤٨)

Tidak ada do’a mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami [4] dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". (147) Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia [5] dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. (148) ( Aali’Imraan , 3 : 147-148 )

مَن جَآءَ بِٱلۡحَسَنَةِ فَلَهُ ۥ خَيۡرٌ۬ مِّنۡہَا‌ۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجۡزَى ٱلَّذِينَ عَمِلُواْ ٱلسَّيِّـَٔاتِ إِلَّا مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ (٨٤)

“ Barang siapa yang datang dengan kebaikan , maka baginya pahala yang lebih baik daripada kebaikan itu “ ( Al Qashash , 28 : 84 )

إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ فَلَهُمۡ أَجۡرٌ غَيۡرُ مَمۡنُونٍ۬ (٦)

“ Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan pekerjaan yang baik , maka bagi mereka itu pahala yang tiada putus-putus nya.“ ( At Tiin , 95 : 6 ) ,

۞ لِّلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ ٱلۡحُسۡنَىٰ وَزِيَادَةٌ۬‌ۖ وَلَا يَرۡهَقُ وُجُوهَهُمۡ قَتَرٌ۬ وَلَا ذِلَّةٌ‌ۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ أَصۡحَـٰبُ ٱلۡجَنَّةِ‌ۖ هُمۡ فِيہَا خَـٰلِدُونَ (٢٦)

“ Bagi orang yang berbuat kebaikan (disediakan) kebaikan dan tambahan ( berlipat ganda ) serta muka - muka mereka tidak tertutup oleh kehitaman dan tidak ( pula ) kehinaan. Mereka itulah ahli surga yang mereka kekal didalam-nya.” ( Yuunus , 10 : 26 )

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ أَصۡحَـٰبُ ٱلۡجَنَّةِ‌ۖ هُمۡ فِيہَا خَـٰلِدُونَ (٨٢) وَإِذۡ أَخَذۡنَا مِيثَـٰقَ بَنِىٓ إِسۡرَٲٓءِيلَ لَا تَعۡبُدُونَ إِلَّا ٱللَّهَ وَبِٱلۡوَٲلِدَيۡنِ إِحۡسَانً۬ا وَذِى ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَـٰمَىٰ وَٱلۡمَسَـٰڪِينِ وَقُولُواْ لِلنَّاسِ حُسۡنً۬ا وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّڪَوٰةَ ثُمَّ تَوَلَّيۡتُمۡ إِلَّا قَلِيلاً۬ مِّنڪُمۡ وَأَنتُم مُّعۡرِضُونَ (٨٣)

Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. (82) Dan [ingatlah], ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil [yaitu]: Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. (83)” (Al Baqarah , 2 : 82 - 83 )

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ لَنُدۡخِلَنَّهُمۡ فِى ٱلصَّـٰلِحِينَ (٩)

“ Dan orang-orang yang beriman dan beramal soleh , sungguh akan KAMI masukkan mereka kepada golongan orang-orang yang saleh.” ( Al ‘ Ankabuut , 29 : 9 )

إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحۡسِنُونَ (١٢٨)

“ Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat baik.” ( An nahl , 16 : 128 , )

مَن جَآءَ بِٱلۡحَسَنَةِ فَلَهُ ۥ عَشۡرُ أَمۡثَالِهَا‌ۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجۡزَىٰٓ إِلَّا مِثۡلَهَا وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ (١٦٠)

Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya [pahala] sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya [dirugikan]. (160) “ ( Al An’aam , 6 : 160) “ Dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipat.” ( HR. Tirmidzi )

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٲلَهُمۡ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ۬ مِّاْئَةُ حَبَّةٍ۬‌ۗ وَٱللَّهُ يُضَـٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ‌ۗ وَٱللَّهُ وَٲسِعٌ عَلِيمٌ (٢٦١)

Perumpamaan [nafkah yang dikeluarkan oleh] orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah [2] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan [ganjaran] bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas [karunia-Nya] lagi Maha Mengetahui. (261) , Al Baqarah , 2 : 261 = 700 kali lipat )

وَٱصۡبِرۡ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجۡرَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ (١١٥)

“ Dan bersabarlah , karena sesungguh - nya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.” ( Huud , 11 : 115 )


SALING BERLOMBA MELAKUKAN PERINTAH MENJALANKAN KEBAIKAN
 
وَأَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ٱلۡكِتَـٰبَ بِٱلۡحَقِّ مُصَدِّقً۬ا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهِ مِنَ ٱلۡڪِتَـٰبِ وَمُهَيۡمِنًا عَلَيۡهِ‌ۖ فَٱحۡڪُم بَيۡنَهُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ‌ۖ وَلَا تَتَّبِعۡ أَهۡوَآءَهُمۡ عَمَّا جَآءَكَ مِنَ ٱلۡحَقِّ‌ۚ لِكُلٍّ۬ جَعَلۡنَا مِنكُمۡ شِرۡعَةً۬ وَمِنۡهَاجً۬ا‌ۚ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ لَجَعَلَڪُمۡ أُمَّةً۬ وَٲحِدَةً۬ وَلَـٰكِن لِّيَبۡلُوَكُمۡ فِى مَآ ءَاتَٮٰكُمۡ‌ۖ فَٱسۡتَبِقُواْ ٱلۡخَيۡرَٲتِ‌ۚ إِلَى ٱللَّهِ مَرۡجِعُڪُمۡ جَمِيعً۬ا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ فِيهِ تَخۡتَلِفُونَ (٤٨)

Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab [yang diturunkan sebelumnya] dan batu ujian [3] terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu[4]. Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat [saja], tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, (48) ( Al Maa-idah , 5 : 48) ,

وَلِكُلٍّ۬ وِجۡهَةٌ هُوَ مُوَلِّيہَا‌ۖ فَٱسۡتَبِقُواْ ٱلۡخَيۡرَٲتِ‌ۚ أَيۡنَ مَا تَكُونُواْ يَأۡتِ بِكُمُ ٱللَّهُ جَمِيعًا‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدِيرٌ۬ (١٤٨)

Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya [sendiri] yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu [dalam berbuat] kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian [pada hari kiamat]. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (148)( Al Baqarah , 2 : 148)

فَٱصۡبِرۡ إِنَّ وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقٌّ۬ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لِذَنۢبِكَ وَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ بِٱلۡعَشِىِّ وَٱلۡإِبۡڪَـٰرِ (٥٥)

Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi. (55) ( Al Mukmin , 40 : 55 )
Read More...
Share/Bookmark

capcusss

Download